TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Reliance Securities Nicky Hogan mengatakan perusahaannya tidak membagikan dividen untuk tahun ini. Alasannya, seluruh perolehan laba bersih akan digunakan sebagai laba ditahan. "Sudah tiga tahun dividen tidak dibagi karena untuk memperkuat posisi keuangan," kata Nicky, di gedung Reliance, Jumat, 13 Juni 2014.
Nicky mengungkapkan laba ditahan ini salah satunya digunakan untuk melakukan ekspansi. Pada semester pertama 2014, cabang baru telah dibuka di Ubud, Bali. Investasi yang dialokasikan sebesar Rp 500 juta. (baca: Reliance Cetak Rekor Perdagangan Saham Tertinggi)
Selain itu, Reliance membuka galeri investasi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jawa Timur. Pada semester kedua 2014 atau semester pertama 2015, Reliance akan kembali membuka dua galeri investasi.
Namun dia enggan menyebutkan lokasi pastinya. Yang jelas, kata dia, terletak di Pulau Jawa dan luar Jawa. "Investasinya enggak besar, karena kerja sama dengan perguruan tinggi. Hanya berkisar di bawah Rp 500 juta," ujar Nicky.
Pendapatan usaha perseroan ini naik sekitar 29,15 persen menjadi Rp 103,66 miliar pada 2013, dari Rp 73,44 miliar pada tahun sebelumnya. Penghasilan lain-lain naik sebesar Rp 1 triliun menjadi Rp 9 miliar pada 2013. Laba usaha juga mengalami kenaikan sebesar Rp 55,95 miliar; melonjak tajam sebanyak 80 persen dibanding 2012 yang hanya Rp 31,11 miliar. Laba bersih setelah pajak meningkat hampir 100 persen menjadi Rp 61,51 miliar pada 2013.
Komisi transaksi perantara perdagangan efek menjadi kontribusi terbesar kenaikan pendapatan yang signifikan, yakni Rp 40,80 miliar pada 2013. Naik 46 persen dari 2012 yang hanya Rp 27,99 miliar. Namun pendapatan dari transaksi keuangan klien turun sekitar 40,33 persen dari menjadi Rp 22,12 miliar. Sedangkan pada 2012 mencapai Rp 31,05 miliar. Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek juga mengalami penurunan sekitar 6,26 persen menjadi Rp 1,44 miliar.
Total liabilitas Reliance pada 2013 turun sekitar 3,70 persen menjadi Rp 516 miliar. Sedangkan pada 2012 total liabilitas mencapai Rp 535 miliar. Sementara itu, jumlah ekuitas naik 5,07 persen menjadi Rp 321 miliar. Pada tahun sebelumnya hanya Rp 305 miliar.
DEWI SUCI RAHAYU