Perubahan harga elpiji ini, Karen menganggap, mempengaruhi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan 2014 yang telah ditentukan sebelumnya. Bila sebelumnya pertumbuhan laba bersih ditargetkan sebesar 13,17 persen, mau tak mau target tersebut ikut dipangkas menjadi hanya 5,56 persen. (Baca: SBY Apresiasi Kenaikan Gas Elpiji Hanya Rp 1.000)
Meski mengalami rugi besar di sektor elpiji nonsubsidi, Karen mengatakan, pada intinya tunduk pada keputusan pemegang saham. “Kami tentu mengikuti apa kata pemegang saham,” katanya.
Ia pun enggan mendetailkan lebih jelas mengenai kemungkinan kenaikan harga secara bertahap ke depannya. Karen melimpahkan masalah itu kepada pemegang saham. “RUPS tentu akan pikirkan langkah selanjutnya dan mekanismennya agar Pertamina bisa berkembang,” katanya.