TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Yanti Sukamdani Hardjoprakoso, memperkirakan bahwa pada malam pergantian tahun tingkat hunian hotel akan meningkat lima persen dibanding hari biasa. Peningkatan jumlah tamu terbesar biasanya terjadi di daerah wisata seperti Bali, Bandung, dan Malang.
Menurut catatan PHRI, per November 2013, rata-rata tingkat hunian hotel, baik berbintang maupun tidak, naik sebesar 65 persen. Jika dibandingkan dengan November tahun lalu, angka hunian ini menurun dua persen. Yanti menduga penurunan jumlah tamu itu karena tarif hotel naik sekitar 10 persen. "Tak bisa dipungkiri, biaya operasional juga naik karena pelemahan rupiah," katanya saat dihubungi akhir pekan lalu.
Pada November tahun lalu, Yanti mengungkapkan, rata-rata tarif hotel berkisar Rp 900 ribu per malam. Namun, tahun ini tarifnya sudah naik menjadi rata-rata Rp 1 juta per malam. “Tapi menjelang tahun baru kebanyakan hotel justru memberikan paket diskon, jadi bisa mendongkrak hunian,” katanya.
Secara umum, puncak hunian hotel terjadi pada musim liburan mulai dari Juni hingga September dan akan turun lagi pada Oktober hingga Desember. Kenaikan baru akan terjadi lagi pada akhir Desember hingga Januari minggu pertama. "Pada rentan waktu itu biasanya hotel dan restoran menyediakan paket acara serta menu khusus," tutur Yanti.
Sebelumnya, riset yang dilakukan PT ICRA Indonesia memperkirakan bahwa sektor turisme Indonesia akan tumbuh tipis tahun depan, yakni pada level 8,3-8,5 persen. Manager Rating Analis ICRA Indonesia, Pradnya Desai, mengatakan perlambatan ekonomi tidak memberikan dampak negatif langsung pada sektor turisme.
FAIZ NASRILLAH