TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris bertekad untuk meningkatkan perdagangan bilateral hingga 4,4 miliar pound sterling (Rp 78,4 triliun) pada 2015. Target tersebut naik dua kali lipat dibandingkan tahun ini, yang mencapai 2,2 miliar pound sterling (Rp 29,2 triliun).
Pembicaraan kerja sama bilateral perdagangan dan investasi ini dilakukan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dengan Pangeran Andrew. Andrew bertindak sebagai perwakilan Kerajaan Inggris dalam bidang perdagangan dan investasi.
Kunjungan Andrew kali ini merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Jakarta pada April 2012. "Indonesia dan Inggris sepakat melipatgandakan perdagangan," kata Hatta di kantornya, Rabu, 18 September 2013.
Hatta mengatakan pertemuan SBY dan Cameron menyepakati komitmen peningkatan perdagangan barang dan jasa serta visi kerja sama hingga 2030. Kali ini, Hatta dan Andrew membicarakan berbagai potensi investasi infrastruktur di Indonesia. "Inggris melihat Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang sedang berkembang di Asia," katanya.
Bidang investasi yang diminati pemodal asal Inggris, menurut Hatta, adalah sektor barang konsumsi, paramedik dan kesehatan, serta jasa keuangan. Indonesia juga akan memanfaatkan kekuatan Inggris dalam bidang green economy, khususnya penyediaan energi terbarukan.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, mengatakan kerja sama bilateral kedua negara tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan dan investasi. Kerja sama juga akan dilakukan di sektor sains, inovasi, dan pendidikan.
PRAGA UTAMA
Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie
Berita Terpopuler:
Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Begini Rekaman CCTV Pembunuhan Sisca Yofie