TEMPO.CO, Jakarta -- Penyediaan benih bersubsidi oleh Badan Usaha Milik Negara dikeluhkan petani di banyak daerah. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan penyaluran berjalan lancar hanya di 5 provinsi dari 33 provinsi. "Petani bersedia membeli benih tapi ada keluhan dalam penyediaan oleh dua BUMN," katanya dalam pertemuan membahas Sinkronisasi Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan 2013 di Jakarta, Senin, 16 September 2013.
Kementerian Pertanian mengalokasikan subsidi benih untuk penyaluran 2013 sebesar 152 ribu ton senilai Rp 1,454 triliun. Penyaluran benih ini tidak lagi melalui tender, tapi penunjukan langsung kepada dua perusahaan pelat merah yakni PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Sebagian besar keluhan penyaluran benih ini ditujukan kepada PT SHS.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Lampung Lana Rekyanti mencontohkan penyaluran di Kabupaten Lampung Timur. Di daerah yang menjadi wilayah kerja PT SHS itu, benih bersubsidi tak kunjung disalurkan. Alasannya, perseroan tak memiliki dana membeli benih dari penangkar benih. Kondisi serupa juga terjadi di Sumatera Barat dan Aceh.
Direktur Pemasaran PT SHS Syaiful Bahri mengakui perusahaannya mengalami gangguan arus kas. Namun ia mengklaim persoalan itu terselesaikan. "Sudah ada tambahan dana Rp 100 miliar dari BRI. Ini cukup sampai akhir tahun," katanya saat ditemui pada acara yang sama.
Tahun ini, PT SHS mendapat penugasan menyalurkan 72.000 ton benih padi hibrida, 4.500 ton benih jagung hibrida dan 9.000 ton benih kedelai. Namun, karena penanaman tahun ini sudah berjalan lebih dari separuh, diperkirakan penyaluran subsidi benih kedelai dan padi hanya mencapai 40 persen. Sementara untuk benih jagung hibrida sulit untuk direalisasikan karena harga pokok yang jauh di bawah harga pasar saat ini.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE