TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Tjahjono Roesdianto mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah mengganggu kinerja industri perkapalan nasional, salah satunya adalah proyek reparasi.
Sebab, kata Tjahjono, material dan suku cadang yang dibutuhkan galangan kapal kebanyakan masih diimpor. "Sekitar 70 persen diimpor," ujarnya seusai acara Business Breakfast Buyers Mission di Hotel Borobudur, Selasa 27 Agustus 2013.
Tjahjono mengatakan pelaku industri kapal nasional belum mampu membuat bahan baku dan suku cadang. Tidak adanya pabrik komponen membuat industri kapal sangat tergantung komoditas impor. "Pada akhirnya, proyek pembangunan kapal dan reparasi terganggu."
Saat ini Indonesia memiliki 250 galangan kapal yang tersebar di sejumlah wilayah. Tjahjono mengatakan galangan tersebut tidak cukup untuk mengurus 12 ribu kapal yang ada di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan perbaikan kapal terganggu dan banyak sektor yang terhambat. "Sering terjadi antrian untuk reparasi kapal," katanya.
Karena itu, IPERINDO berupaya menggandeng pemain bisnis kapal internasional untuk berinvestasi di Indonesia. Menurut Tjahjono, investor di bidang komponen dan galangan akan digandeng agar kualitas industri perkapalan nasional meningkat. Untuk itu, pelaku industri meminta pemerintah menyediakan regulasi yang mudah serta menjamin kepastian usaha. "Agar industri perkapalan Indonesia bisa maju melalui kerjasama internasional."
NINIS CHAIRUNNISA
Topik terpopuler:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Nonton Konser Metallica, Jokowi: Puaasss!
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Ini Kata Ani Yudhoyono Soal Keaslian Fotonya