TEMPO.CO, Jakarta--Tarif bis Antar Kota Antar Provinsi nonekonomi akan mulai menaikkan tarifnya pada tanggal 28 Juli 2013. "Kalau melihat tarif tahun lalu, naiknya bisa mencapai Rp 300 ribu," ujar petugas loket Mustafa Langgabrani Perusahaan Otobus Bima kepada Tempo di Terminal Pulogadung, Sabtu, 20 Juli 2013.
Menurut Mustafa, pihak perusahaan belum memberikan aturan resmi kapan dan berapa persen tarif akan naik. "Kemarin sudah sempat naik saat BBM Naik, tapi untuk lebaran belum ada infonya," ia menambahkan. Jika naik Rp 300 ribu, tarif terdekat Jakarta-Surabaya akan menjadi Rp 600 ribu dan jarak terjauh Jakarta-Bima bisa mencapai Rp 1 Juta. Mustafa mengatakan pada H+10 tarif akan kembali normal.
Sedangkan Perusahaan Otobus Safari Dharma Raya sudah mendapat info dari perusahaannya mengenai kenaikan tarif. Tarif PO Safari Dharma Raya akan naik dua kali, pertama pada tanggal 28-31 Juli, dan kenaikan kedua pada tanggal 1-9 Juli. "Pada kenaikan pertama akan naik sebesar 25 persen dan pada kenaikan kedua akan naik lagi hingga 40 persen," ujar petugas loket Taufik Prasodjo.
Dengan kenaikan sebesar itu rute Jakarta-Malang yang saat ini seharga Rp 250 ribu akan naik pada tanggal 28 menjadi Rp. 300 ribu dan naik lagi menjadi Rp 550 ribu. Sedangkan untuk rute terjauh Jakarta-Bima saat ini seharga Rp 700 ribu, kemudian akan naik menjadi Rp 1,05 Juta dan tidak akan naik lagi.
PO Safari Dharma Raya memberlakukan sistem down payment bagi para calon penumpang. "Misal saat ini ada penumpang yang beli tiket ke Malang, bayar Rp. 200 ribu dulu,nanti setelah tanggal 28 harus melunasi sebesar harga baru,"Taufik menjelaskan.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Kementerian Perhubungan segera melakukan evaluasi penerapan tarif baru bagi angkutan AKAP. "Jangan sampai ini sudah naik, tapi terus waktu Lebaran, naik lagi tarifnya," kata Ketua Komisi V DPR, Laurens Bahang Dama.
Sedangkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda), Eka Sari Lorena mengatakan bahwa tarif AKAP nonekonomi bebas menentukan tarifnya sendiri seusai "market demand and supply".
TIKA PRIMANDARI
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Baca juga:
Ini Alasan Jokowi Tak Gelar Operasi Yustisi
Diwawancarai Wartawan, Petugas Kebersihan Dimarahi
Kenapa Tanjung Priok Macet Total?
Ahok Tak Mau Gubris Pebisnis Fatmawati