TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofarma Tbk mendapatkan proyek pengadaan obat-obatan ke seluruh kabupaten dan kota di Indonesia, senilai Rp 1,6 triliun. Proyek tersebut dijalankan dengan mekanisme e-katalog.
Direktur Indofarma Elfiano Rizaldi mengatakan nilai proyek yang didapat perusahaannya paling besar ketimbang 19 perusahaan lain. Alasannya, Indofarma telah menjadi pemasok untuk obat generik selama ini. Nilai total proyek ini mencapai Rp 5-6 triliun. "Kami paling besar, sisanya dibagi ke 19 pelaku industri lainnya," katanya ketika menggelar paparan di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Selatan, Senin, 13 Mei 2013.
Dengan mekanisme e-katalog, setiap instansi pemerintah seperti rumah sakit hingga puskesmas wajib membeli obat melalui katalog yang tersedia di internet. Tidak ada lagi proses tender obat yang dinilai rawan penyimpangan.
Saat ini, perseroan sedang memverifikasi kebutuhan obat di kabupaten dan rumah sakit pemerintah. Hasilnya, antara Mei-Juni ini baru terkumpul adanya permintaan sebesar Rp 100-150 miliar hanya dari beberapa daerah.
"Angka itu bisa bertambah lebih besar, kami mendesak pemerintah daerah yang obatnya mulai kosong untuk mengirim permintaan."
Untuk pemenuhan kebutuhan e-katalog ini, Indofarma memaksimalkan kapasitasnya hingga paling sedikit dua kali lipat ketimbang kapasitas saat ini. "Sekaligus untuk persiapan menghadapi BPJS," ujarnya.
Peningkatan kapasitas menelan ongkos investasi mendirikan bangunan senilai Rp 60 miliar dan mesin senilai Rp 33 miliar pada tahun ini. Adapun yang terealisasi saat ini mencapai Rp 13 miliar.
Anggaran ini bersifat tahun jamak hingga tahun depan. Nilai totalnya sebesar Rp 85 miliar untuk investasi bangunan dan investasi mesin senilai Rp 35 miliar. Sementara untuk ekspor, perseroan menargetkan adanya pertumbuhan sebesar 30 persen pada tahun ini.
Elfiano menjelaskan kontribusi ekspor maksimal mencapai 2,5 persen dari total bisnis perseroan. "Kami berfokus di pasar domestik," katanya. Kendala tidak suksesnya ekspor oleh Indofarma salah satunya tentang registrasi. "Semacam itulah," katanya.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Topik Terhangat:
Teroris | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Lainnya:
Wiji Thukul, Koor Kapel dan Koo Ping Hoo
Asal-usul Nama Wiji Thukul
Teka-teki Wiji Thukul, Tragedi Seorang Penyair
Buruh Pabrik Panci Takut Lihat Aparat Berseragam
Kencan Pertama? Ini Cara Mengusir Grogi