TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang Korea Selatan menilai produktivitas buruh Indonesia lebih rendah dibanding negara Asia lain, seperti Cina, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Mereka menyayangkan kenaikan upah buruh yang memberatkan banyak pengusaha Korea Selatan. Apalagi kenaikan upah itu tidak dibarengi produktivitas yang tinggi.
"Dibandingkan Cina, Thailand, Pakistan, Bangladesh, produktivitas buruh Indonesia sangat rendah. Daya saing kurang, produktivitas kalah jauh, harus ada training centre," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Korea, Lee Kang Hyun, dalam diskusi bertema "Reposisi Industri Manufaktur dan Dampaknya pada Investasi Setelah Penetapan Upah Minimum 2013" di Balai Kartini, Rabu, 13 Februari 2013.
Menurut dia, di mata investor, Indonesia kalah dari segi biaya upah dibandingkan dengan negara pesaing. Kenaikan upah buruh pada 2013 telah membuat investor enggan menanamkan modalnya di Indonesia. Produktivitas yang rendah, kata Lee, semakin membuat investor ragu mengalihkan usahanya ke Indonesia. "Indonesia sudah tidak punya keunggulan secara biaya (upah)," katanya.
Kenaikan UMR, kata Lee, telah mempengaruhi 350 pengusaha tekstil dan 200 pengusaha sepatu asal Korea Selatan. Kamar Dagang Korea menilai, satu-satunya cara yang bisa menarik investor asing adalah daya beli masyarakat Indonesia yang tinggi. "Dengan daya beli lokal, yaitu jumlah penduduk sebanyak 240 juta, maka investor melihat potensi lokal yang besar," katanya.
Senada dengan Lee, pengurus Bidang Advokasi dan Hubungan Industrial Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anthony Hilman, menyayangkan bahwa kenaikan UMR yang berkisar 30-70 persen tidak dibarengi oleh produktivitas yang memadai. "Sayangnya, UMR yang tinggi tidak dibarengi peningkatan produktivitas," katanya.
Merujuk data Apindo, rata-rata upah minimum di Asia Timur pada 2013 mencapai kisaran US$ 70-US$ 270. Upah terendah adalah Vietnam dengan kisaran US$ 70 dan Thailand menjadi terendah kedua dengan US$ 120. Adapun upah di Filipina dan Cina berada pada kisaran US$ 200. Indonesia menjadi negara dengan upah yang tinggi, yaitu hampir mencapai US$ 250.
Berdasarkan kota, Tangerang diproyeksikan menjadi kota dengan upah tertinggi di Asia Timur, dengan upah bulanan US$ 344,8. Dongguan dan Qingyuan mengekor pada peringkat kedua dan ketiga dengan besaran upah US$ 237 dan US$ 205. Upah di Ho Chi Minh pada 2013 diproyeksikan mencapai US$ 114, sementara upah di Phnom Penh mencapai US$ 64.
ANANDA TERESIA
Baca juga:
Hatta Ke Pasar Klender, Pedagang Malah Cari Jokowi
Jokowi Ambil Alih Penanganan Rusun Marunda
KPK Temukan Nama Petinggi PKS di Kantor Indoguna
Choel Akan Kembalikan Duit, Begini Kata KPK
KPK Bentuk Tim Investigasi Usut 'Sprindik' Anas