Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Produktivitas Kakao Aceh Masih Rendah

Editor

Abdul Malik

image-gnews
Biji Kakao. TEMPO/Hariandi Hafid
Biji Kakao. TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan
TEMPO.CO, Banda Aceh - Provinsi Aceh merupakan salah satu potensi sentra kakao di Indonesia bagian barat, tapi sejauh ini produktivitas kakao di Aceh dinilai masih sangat rendah. Kesimpulan dari hasil penelitian dari para peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh.

Seorang peneliti, Yusya Abubakar mengatakan Provinsi Aceh mempunyai lahan kakao seluas 87 ribu hektare, tapi produksi kakao hanya 37,500 ton pertahun. Artinya satu hektare lahan hanya mampu produksi sekitar 500 - 600 kilogram pertahun. "Harusnya bisa mencapai 1,5 ton - 2 ton per tahun per hektarenya," katanya Selasa 18 Desember 2012.

Pihaknya kemudian menyusun model pengembangan kakao Aceh yang diharapakan dapat menjadi acuan dalam pengembangan kakao rakyat ke depan. Model tersebut telah dipresentasi di depan Sekretaris Direktorat Perkebunan Kementerian Pertanian, Mukti Sardjono di Jakarta pada Senin kemarin.

Menurut Yusya terdapat beberapa tahapan kerja yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah atau lembaga untuk memperoleh keberhasilan produktivitas kakao di Aceh. Di antaranya adalah pengembangan lahan baru, dengan mengacu pada pengembangan tanaman perkebunan berbasis kawasan agribisnis.

Selanjutnya adalah rehabilitasi kebun kakao, menyangkut konservasi lahan, sanitasi kebun dan perawatan sebagai langkah meningkatkan produktivitas lahan yang telah ada. "Perlu juga tersedia pendampingan berkelanjutan, sebagai langkah memberikan bimbingan dan transfer pengetahuan kepada petani kakao Aceh," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia diperlukan kelembagaan yang kuat seperti koperasi, untuk memperkuat peran petani kakao. "Di sini diperlukan dukungan modal bagi kelompok tani atau koperasi tersebut," tandasnya.

ADI WARSIDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

7 Mei 2017

Presiden Joko Widodo menanam padi dengan ditemani Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di areal persawahan Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, 6 Maret 2015. Menanam padi tersebut, Jokowi gunakan alat hasil rakitan warga lokal. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

Bayu mengatakan pengadaan alat pertanian ini bisa dilakukan lewat e-procurement.


Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

19 Maret 2017

Pekerja memindahkan bibit-bibit cabai yang dijual di sentra pembibitan sayuran di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 6 Januari 2017. Melonjaknya harga sejumlah jenis cabai memicu peningkatan permintaan bibit cabai hingga 100 persen sejak dua pekan terakhir. ANTARA FOTO
Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

Tute mengatakan proses penyemaian bibit akan dilakukan di tingkat kabupaten dan kota untuk memudahkan pembagian bibit ke warga.


Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

10 Februari 2017

Seorang pekerja menaikkan panen kelapa sawit di perkebunan  kelapa sawit PT Nusantara 8 di Leuweung Datar,desa Sukasirna,Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (28/8). ANTARA/Teresia May
Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

Kementerian Pertanian meminta 1,7 juta hektare perkebunan kelapa sawit petani yang berada di kawasan hutan dibebaskan lahannya.


Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

4 Februari 2017

H. Sugianto Sabran dan Habib H. Said Ismail. Pilkada Kalimantan Tengah 2015. Facebook.com
Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

Pengembangan ratusan hektar ini membuktikan bahwa kondisi tanah
kalteng yang berpasir cocok untuk ditanami bawang merah.


Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

21 Januari 2017

Lahan persawahan. TEMPO/Subekti
Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

Pontianak menjadi tuan rumah Rakernas Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi)untuk membantu pemerintah daerah tingkatkan kesejahteraan warga


Karsa, Aplikasi Android untuk Petani Diluncurkan

1 September 2016

Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe
Karsa, Aplikasi Android untuk Petani Diluncurkan

Dengan aplikasi ini, petani bisa terhubung satu sama lain, dan mendapat bimbingan soal produk pertaniannya.


Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

31 Maret 2016

Xiaomi vice president Hugo Barra, memperlihatkan Xiaomi Redmi Note 3 saat diluncurkan di Hong Kong, China, 21 Maret 2016. Ponsel pintar ini memakai layar IPS berteknologi Full Lamination yang memiliki resolusi Full HD 1080 x 1920 pixels, dan kerapatan layar mencapai 401 ppi. REUTERS
Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

Bisnis perkebunan di Indonesia memerlukan inovasi teknologi guna mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas untuk mengatasi anomali iklim.


Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

26 Januari 2016

Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe
Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

Program Toko Tani tidak berhasil menjaga harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.


Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

13 Januari 2016

Seorang pekerja menyadap getah karet di Jember, Jawa Timur (1/3). Dalam sehari pekerja mampu mengumpulkan 60 kg getah karet yang disetorkan ke PTPN XII dengan harga Rp 2500/kg. TEMPO/Fully Syafi
Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

30 ribu hektare lahan tanaman karet dan kakao di Banyuwangi, Jawa Timur miliknya akan ditanami tebu.


Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

8 November 2015

Foto yang diambil pada 8 Mei 2015 memperlihatkan petani sedang memanen kakao atau cokelat di Desa Gantarang Keke, Sulawesi Selatan. Sulawesi adalah penghasil kakao terbesar di Asia. REUTERS/Yusuf Ahmad
Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

Untuk ekstensifikasi, perlu ada perluasan lahan untuk menanam kopi dan kakao dengan varietas unggul.