Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karsa, Aplikasi Android untuk Petani Diluncurkan

image-gnews
Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe
Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Karsa, sebuah aplikasi android untuk membantu petani, pemerintah, para pelaku bisnis agrikultur diluncurkan Kamis 1 September 2016. Dengan aplikasi ini, petani diharapkan bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lebih efisien dan tepat guna.

"Kami merancang Karsa untuk memenuhi kebutuhan para pelaku agrikultur dan memastikan bahwa mereka menerima berbagai informasi secara tepat waktu dan efisien,” kata pendiri Karsa, Yudha Kartohadiprodjo dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi Tempo, Kamis 1 September 2016.

"Aplikasi ini memberikan kesempatan pada petani untuk mendapatkan informasi dari sebelum mereka menanam tanaman—apakah bibit yang ditanam cocok atau tidak untuk daerahnya, bagaimana cara menanam yang baik hingga jumlah panen dan penghasilan yang mungkin akan ia dapatkan," kata CEO Karsa, Ming Alihan.

Ming mengakui ada aspek sosial media yang tertanam dalam aplikasi ini. "Ide awal aplikasi ini berawal dari pengamatan kami melihat giatnya petani muda mempergunakan media sosial untuk mengembangkan pengetahuan mereka," katanya.

Ming merupakan seorang pengusaha alat pertanian yang telah sukses mengeluarkan berbagai produk suplemen agro.  Berdasarkan pengamatannya,  petani ini mampu untuk bertukar pendapat dan berbagi pengetahuan satu sama lain.

"Mungkin inilah konsep modern dari gotong royong yang sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia, dimana sebagai anggota suatu komunitas kita memiliki keinginan untuk membantu untuk maju bersama. Dengan Karsa, kami harapkan kita bersama- sama dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kemakmuran rakyat Indonesia,"  sambung Yudha Kartohadiprodjo.

Yudha memiliki pengalaman 15 tahun di penerbitan dan informasi teknologi serta telah memimpin peluncuran beberapa website media.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam aplikasi Karsa, setelah petani menaikkan profil tanaman, lokasi serta luas tanaman mereka, maka data ini akan dipergunakan untuk memberikan saran kepada mereka secara berkala. Berdasarkan database yang dikerjakan dan terverifikasi oleh ahli pertanian, saran ini sebisa mungkin dikhususkan terhadap tanaman tersebut. Saat ini Karsa telah berhasil menciptakan panduan untuk 12 macam tanaman dengan 300 macam varian.

Data yang didapat dari petani ini akan dapat digunakan oleh aparat pemerintah dari bidang pertanian, perdagangan dan perekonomian untuk melakukan penyuluhan, menentukan kebijakan, hingga memprediksi secara riil hasil pertanian dalam beberapa waktu ke depan. Data yang sama juga akan tersedia bagi para pemilik produk pertanian lainnya seperti produsen pupuk, bibit, alat pertanian hingga media massa.

Karsa saat ini didukung juga oleh dewan pakar yang terdiri dari 5 orang pengajar aktif dan ahli pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Gajah Mada.

Aplikasi ini sendiri merupakan gagasan, inovasi dan hasil program dari putra bangsa Indonesia dan dikerjakan oleh programer Indonesia dengan menggunakan teknologi tinggi dari Google, Facebook dan Amazon.

RILIS | WD
 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

7 Mei 2017

Presiden Joko Widodo menanam padi dengan ditemani Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di areal persawahan Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, 6 Maret 2015. Menanam padi tersebut, Jokowi gunakan alat hasil rakitan warga lokal. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

Bayu mengatakan pengadaan alat pertanian ini bisa dilakukan lewat e-procurement.


Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

19 Maret 2017

Pekerja memindahkan bibit-bibit cabai yang dijual di sentra pembibitan sayuran di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 6 Januari 2017. Melonjaknya harga sejumlah jenis cabai memicu peningkatan permintaan bibit cabai hingga 100 persen sejak dua pekan terakhir. ANTARA FOTO
Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

Tute mengatakan proses penyemaian bibit akan dilakukan di tingkat kabupaten dan kota untuk memudahkan pembagian bibit ke warga.


Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

10 Februari 2017

Seorang pekerja menaikkan panen kelapa sawit di perkebunan  kelapa sawit PT Nusantara 8 di Leuweung Datar,desa Sukasirna,Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (28/8). ANTARA/Teresia May
Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

Kementerian Pertanian meminta 1,7 juta hektare perkebunan kelapa sawit petani yang berada di kawasan hutan dibebaskan lahannya.


Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

4 Februari 2017

H. Sugianto Sabran dan Habib H. Said Ismail. Pilkada Kalimantan Tengah 2015. Facebook.com
Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

Pengembangan ratusan hektar ini membuktikan bahwa kondisi tanah
kalteng yang berpasir cocok untuk ditanami bawang merah.


Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

21 Januari 2017

Lahan persawahan. TEMPO/Subekti
Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

Pontianak menjadi tuan rumah Rakernas Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi)untuk membantu pemerintah daerah tingkatkan kesejahteraan warga


Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

31 Maret 2016

Xiaomi vice president Hugo Barra, memperlihatkan Xiaomi Redmi Note 3 saat diluncurkan di Hong Kong, China, 21 Maret 2016. Ponsel pintar ini memakai layar IPS berteknologi Full Lamination yang memiliki resolusi Full HD 1080 x 1920 pixels, dan kerapatan layar mencapai 401 ppi. REUTERS
Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

Bisnis perkebunan di Indonesia memerlukan inovasi teknologi guna mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas untuk mengatasi anomali iklim.


Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

26 Januari 2016

Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe
Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

Program Toko Tani tidak berhasil menjaga harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.


Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

13 Januari 2016

Seorang pekerja menyadap getah karet di Jember, Jawa Timur (1/3). Dalam sehari pekerja mampu mengumpulkan 60 kg getah karet yang disetorkan ke PTPN XII dengan harga Rp 2500/kg. TEMPO/Fully Syafi
Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

30 ribu hektare lahan tanaman karet dan kakao di Banyuwangi, Jawa Timur miliknya akan ditanami tebu.


Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

8 November 2015

Foto yang diambil pada 8 Mei 2015 memperlihatkan petani sedang memanen kakao atau cokelat di Desa Gantarang Keke, Sulawesi Selatan. Sulawesi adalah penghasil kakao terbesar di Asia. REUTERS/Yusuf Ahmad
Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

Untuk ekstensifikasi, perlu ada perluasan lahan untuk menanam kopi dan kakao dengan varietas unggul.


Jokowi Pantau Produktivitas Sawah Pupuk Mikroba  

3 Oktober 2015

Ilustrasi petani. ANTARA/Fikri Yusuf
Jokowi Pantau Produktivitas Sawah Pupuk Mikroba  

Presiden Jokowi hadir di Kelurahan Sonorejo, Sukoharjo, untuk memastikan pengelolaan sawah di daerah itu berhasil meningkatkan produktivitasnya.