TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kini gencar berburu investor di tengah riak-riak kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota di area ring 1 Jawa Timur. Langkah awal, Pemkab Jombang sowan ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur untuk memaparkan daya tarik ekonomi kepada para pengusaha di bawah payung Kadin Jatim.
Kepala Badan Penanaman Modal Kabupaten Jombang, Sustionadi, mengakui bahwa di tengah polemik besaran UMK di ring 1 (Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Pasuruan), pihaknya ingin mengambil celah menggaet investor.
Di hadapan puluhan pengusaha, Sustionadi menjanjikan insentif kemudahan perizinan dan UMK pekerja yang jauh lebih rendah ketimbang UMK di wilayah ring 1. Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jombang mencapai 6,93 persen per tahun dengan UMR tahun 2012 sebesar Rp 978.200. Tahun 2013, ujarnya, besaran UMK Kabupaten Jombang senilai Rp 1.200.000.
Sustionadi yakin Apindo Jombang dan Serikat Buruh menerima besaran UMK tersebut. Ia juga menonjolkan besaran kinerja investasi industri tahun 2011 sebesar Rp 8,1 triliun atau naik ketimbang 2010 sebesar Rp 4,6 triliun. Hingga kuartal III 2012, investasi di Jombang telah menyentuh Rp 8,4 triliun.
Sustionadi mengatakan indikasi ekonomi ini sangat penting untuk pengusaha agar membenamkan modalnya di Kabupaten Jombang. "Saya lihat, Apindo dan buruh saling menerima soal UMK tahun 2013. Untuk perizinan, kami jamin Jombang lebih cepat dan mudah, tidak berbelit-belit," kata Sustionadi setengah berpromosi.
Setali tiga uang, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Kabupaten Jombang, Sukar, menjamin aspek birokrasi perizinan tak akan berbelit. Sepanjang syarat-syarat yang dibutuhkan lengkap, ujarnya, prinsip perizinan segera dikeluarkan. Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Pemkab Jombang mengalokasikan lahan seluas 1.200 hektare untuk kebutuhan industri. Dari total itu, baru 375 hekater yang telah dibebaskan oleh investor.
Kawasan industri akan terkonsentrasi di tiga kecamatan, yakni Ploso, Kabuh dan Bandar Kedungmulyo. "Sesuai RTRW, baru 1.200 hektare. Kalau potensi industri terus berkembang, pasti RTRW akan menyesuaikan juga," kata Sukar seusai Business Gathering dengan pengusaha di Kadin Institute, Kamis 6 Desember 2012.
Selain industri, kata dia, Jombang kaya akan energi potensial dari komoditas pertanian dan perkebunan, yakni tebu, padi, tembakau dan kedelai. Sukar merinci luas lahan tebu sebesar 12.719 hektare; padi 75,253 hektare; tembakau 3,837 hektare; kedelai 8,000 hektare.
Ia mengakui, industrialisasi yang gencar akan menggerus sektor pertanian dan perkebunan. Namun, hal ini diimbangi dengan meningkatkan kompetensi SDM di bidang industri. Dengan begitu, SDM terampil akan terserap ke bidang industri. Hingga kini, industri alas kaki masih mendominasi penanaman modal di Jombang. "Kita terus adakan pelatihan-pelatihan di bidang industri," ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Deddy Suhajadi, menyambut positif pemda-pemda yang berinisiatif jemput bola. Bagi Deddy, birokrasi tidak harus bersikap pasif, tetapi sudah saatnya lebih proaktif membuka peluang investasi.
Pengusaha, ujarnya, wajib menjali sinergi dengan birokrasi, begitu juga sebaliknya. Ia melihat, besaran UMK yang ditawarkan Jombang, sebenarnya menjadi kentungan bagi pengusaha. "Baru Kabupaten Jombang yang melakukannya. Efeknya juga ke pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terpopuler:
Rumor Nikah 2 Bulan Aceng-Shinta Jadi Omongan
Begini Modus Penipuan ''Anak Anda Kecelakaan''
Keluarga Fany Cabut Gugatan Terhadap Bupati Aceng
Bupati Aceng Diduga Memeras Rp 250 Juta
Terancam Sanksi, PSSI Minta FIFA Adil