TEMPO.CO, Jakarta - Tarif tol Jakarta-Cikampek resmi naik pada Senin, 8 Oktober 2012 pukul 00.00 WIB dinihari pekan depan. Besaran kenaikan tarif yang disepakati oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebesar 10 persen dari tarif awal.
"Sehingga untuk jenis kendaraan golongan I naik menjadi Rp 12.000 dari tarif awal sebesar Rp 11.000," kata Direktur Operasional Jasa Marga Hasanudin pada Selasa, 2 Oktober 2012 di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum.
Besaran kenaikan tarif tol ini didasarkan pada tingkat inflasi yang terjadi di Jakarta dan Bekasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Jakarta per tanggal 31 Mei 2012 adalah sebesar 10,09 persen, sedangkan Bekasi adalah 10,79 persen. Dengan demikian, kenaikan tarif tol ditetapkan sebesar 10 persen, sesuai dengan laju inflasi dua kota besar itu.
Pada awalnya, kenaikan tarif ruas tol ini dijadwalkan dimulai per 5 Juli 2012. Hanya saja, setelah Badan Pengatur JalanTol (BPJT) melakukan penilaian, akhirnya usulan kenaikan tersebut mundur tiga bulan. Penilaian oleh tim BPJT menunjukkan bahwa ruas tol terpadat itu belum memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). Standar yang belum terpenuhi antara lain jalan berlubang, pagar rumija yang rusak, dan beberapa guard rail rusak.
Dengan adanya kenaikan tarif ini, Hasanuddin menyatakan bahwa diperkirakan pendapatan per hari dari ruas jalan tol Jakarta–Cikampek akan bertambah. Saat ini, dalam satu hari pendapatan Tol Jakarta-Cikampek sebesar Rp 2,5 miliar dengan kepadatan antara 450 ribu sampai 500 ribu kendaraan.
Adapun untuk perawatan dan perbaikan ruas tol tersebut juga dibutuhkan dana sekitar Rp 90 miliar. "Sehingga dengan kenaikan ini pun akan ada penambahan kualitas pelayanan," ujar Hasanudin.
Ke depan, Hasanuddin berjanji akan menerapkan sistem pintu tol otomatis dan mekanisme jemput antrean untuk mengatur tingkat kepadatan tol. Selain itu, Jasa Marga akan memberlakukan sistem informasi realtime sehingga pengendara bisa menghindari titik macet.
SYAILENDRA
Berita terpopuler lainnya:
Al-Qaeda Indonesi Gunakan Peledak Nitrogliserin
Menteri Hatta Dukung Proyek Monorail Dilanjutkan
Hatta Upaya Jembatan Selat Sunda Tak Bebani APBN
Bumi Resources Paparkan Dugaan Penyimpangan Dana
Malaysia Akan Bangun Jalur Kereta di Kalimantan