TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Irlan Indracahyo mengatakan inflasi Jawa Timur pada Agustus 2012 mencapai 1,28 persen. Angka ini lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,95 persen.
Menurut Irlan, angka ini bahkan merupakan catatan inflasi tertinggi bulan Agustus di Jawa Timur dalam sepuluh tahun terakhir. Angka inflasi ini hanya kalah oleh catatan indeks harga konsumen Agustus 2003 sebesar 1,5 persen. “Tahun ini adalah inflasi tertinggi," kata Irlan saat menyampaikan pengumuman inflasi di kantornya, Senin, 3 September 2012.
Ia mengatakan inflasi tertinggi terjadi pada Agustus 2012, yakni sebesar 1,28 persen, diikuti 2011 sebesar 0,93 persen, pada 2010 sebesar 0,82 persen, berikutnya 2007 sebesar 0,62 persen, dan terendah pada 2009 sebesar 0,48 persen.
BPS menilai tingginya angka inflasi Agustus ini tidak lepas dari pengaruh peringatan hari-hari besar keagamaan, puasa, dan Lebaran. “Ini surprise. Maklum, puasa-Lebaran semuanya naik. Tahun lalu lebih rendah, mungkin bukan bulan puasa,” kata dia.
Tingginya inflasi pada Agustus 2012 karena seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga. Yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, yang indeksnya naik sebesar 2,29 persen; kelompok transportasi, komunikasi, jasa atau keuangan naik sebesar 1,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 1,1 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,93 persen; kelompok perumahan sebesar 0,44 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen.
Adapun laju inflasi kumulatif (Januari-Agustus) 2012 Jawa Timur mencapai 3,53 persen, sedangkan laju inflasi tahunan (year on year) mencapai 4,97 persen. Dari enam provinsi di Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya dan Semarang, masing-masing sebesar 1,26 persen. Sedangkan di kota/kabupaten di Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 2,01 persen, Kediri 1,73 persen, Sumenep 1,71 persen, dan terendah terjadi di Jember 1,03 persen.
Menurut Irlan, sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,49 persen. Yakni tempe sebesar 9,97 persen, tahu mentah 10,5 persen, daging sapi 4,2 persen, daging ayam ras sebesar 3,01 persen, dan bawang putih sebesar 8,9 persen.
"Sumbangan terbesar kedua kelompok transportasi, komunikasi, jasa, atau keuangan, yang di antaranya adalah kenaikan tarif angkutan antarkota, naik sebesar 0,09 persen; tarif kereta api sebesar 0,03 persen; dan biaya sekolah dasar sebesar 0,07 persen," ujarnya.
Kata Irlan, kenaikan pada dua kelompok tersebut lantaran pada Agustus 2012 bertepatan dengan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Dengan demikian, kata dia, kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, dan keuangan mengalami kenaikan signifikan.
Selain itu, lanjut dia, bulan Agustus juga bertepatan dengan tahun ajaran baru pendidikan, mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi, yang membutuhkan biaya besar sehingga turut menyumbang inflasi.
"Dan pada September ini, harga-harga yang bergejolak naik dan pengeluaran yang tinggi diperkirakan akan kembali normal. Karena permintaan barang-barang akan turun, otomatis, secara alami, harga akan turun sesuai dengan hukum ekonomi," tuturnya.
DINI MAWUNTYAS
Berita Terpopuler:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang
Wanita Ini Bercumbu dengan Pangeran Harry di Vegas
83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Megawati: Jadi Manusia Mbok Punya Moral dan Etika
Kang Jalal pun Diancam Mati
Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?
Wifi Gratis Sudah Aktif di Jakarta
Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN