TEMPO.CO, Jakarta - Emiten farmasi, PT Indofarma Tbk, berencana menjajaki pangsa pasar Kazahstan dalam waktu dekat. "Ini salah satu jalan juga masuk ke pasar Eropa, melalui Rusia, Belarusia, dan Uni Eropa lainnya,” ujar Direktur Utama Indofarma, Djakfarudin Junus, di Jakarta, Selasa, 15 Mei 2012.
Ia mengatakan peluang pasar negara pecahan Uni Soviet cukup besar. Bahkan malalui kerja sama bilateral--government to government (G to G)--kedua negara, mereka secara langsung menawarkan peluang kepada pemerintah Indonesia. "18 Mei besok bersama Menko kami bakal berangkat ke sana," ucapnya.
Dia mengakui, jika perseroan berhasil merambah pasar Kazahstan, peluang untuk mengembangkan ke pasar lainnya di negara di kawasan itu terbuka. "Tapi kita tetap melakukan kajian dulu terhadap potensi pasar mereka."
Direktur Riset dan Pemasaran Indofarma, Elfiano Rizaldi, menuturkan perseroan masih memfokuskan kawasan negara Asia Tenggara untuk dimasuki. Kemudian disusul kawasan Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan untuk kawasan negara pecahan Uni Soviet masih dalam kajian.
Ia mengakui untuk tahap awal perseroan bakal segera melakukan kajian terhadap potensi pasar Kazahstan termasuk kemungkinan membangun pabrik di sana. "Nanti untuk pasar Kazahstan mungkin bisa ekspor sementara waktu," kata dia.
Hingga kini total ekspor perseroan ke luar negeri hanya sekitar 2-3 persen dari total pasar. Ia mengakui problem registrasi menjadi kendala utama saat melakukan penjajakan ekspor ke negara tujuan. "Untuk satu negara saja memerlukan waktu registrasi satu sampai tiga tahun," kata dia.
Tahun lalu nilai ekspor produk obat perseroan mencapai US$ 2,4 juta atau setara Rp 22,04 miliar. Beberapa pasar ekspor yang telah dirambah, yakni Vietnam dan Kamboja, sementara Myanmar bakal segera dijajaki tahun ini.
JAYADI SUPRIADIN