TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Kemal Azis Stamboel, menilai politik anggaran yang diterapkan pemerintah tidak berpihak pada sektor pertanian. Hal ini terlihat pada rendahnya anggaran riset pertanian yang dikucurkan tiap tahun. "Seharusnya bisa dinaikkan. Jangankan lewat anggaran negara. Dana riset bisa menggunakan sumber pendapatan lain," kata dia kepada Tempo, Jumat, 13 Januari 2012.
Kemarin Wakil Presiden Boediono mengatakan dana riset pertanian Indonesia terendah dibanding negara lain di kawasan Asia Tenggara. Anggaran riset sebesar Rp 1 triliun kalah jauh dengan dana serupa yang dikucurkan Thailand.
Kemal mengatakan pemerintah masih belum peduli dengan pengembangan sektor pertanian. Ketidakpedulian terlihat pada anggaran irigasi dan waduk yang hanya diberikan masing-masing sebesar Rp 3,07 triliun dan Rp 2,27 triliun.
Hasilnya, irigasi dan waduk ini hanya mengairi 36 persen lahan pertanian yang luasnya 14 juta hektar. "Jika pemerintah bisa memperbaiki infrastruktur pertanian, kita tak bakal kekurangan beras," ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah, menurut Kemal, cenderung mengutamakan industri manufaktur. Pelaku industri manufaktur kerap mendapat perhatian khusus, seperti insentif fiskal dan percepatan pembangunan infrastruktur. Karena itu, pemerintah harus mulai mengubah sektor pertanian menjadi industri. "Di sektor pertanian terkumpul 60 persen orang miskin," katanya.
AKBAR TRI KURNIAWAN