TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Eddy Sugito pesimistis target 25 perusahaan melakukan penawaran saham perdananya atau initial public offering (IPO) tahun ini bakal tercapai. Kondisi perekonomian global yang saat ini tidak menentu membuat perusahaan enggan mencatatkan sahamnya di bursa.
"Secara real, sulit mencapai 25 emiten untuk tahun ini," kata Eddy di Jakarta hari ini, Kamis, 17 November 2011.
Ke depannya, menurut dia, masalah yang dihadapi dunia bukan seputar perekonomian saja, namun akan merembet. Jadi, satu-satunya cara adalah mencari solusi penyelesaian krisis keuangan di Eropa dan Amerika.
Namun Eddy yakin fundamental ekonomi Indonesia tahun ini dan tahun depan masih kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 pun diprediksi masih meningkat di atas 6 persen. Suku bunga yang ditawarkan pun juga masih murah. "Kondisi seperti itu bisa membuat performa emiten maupun non-emiten akan semakin baik," kata dia.
Tahun depan, otoritas bursa masih menargetkan sebanyak 25 emiten IPO.
Eddy menjelaskan, pihaknya tidak ingin memasang target terlalu tinggi. Karena untuk melakukan itu, BEI dan pihak pendukung lainnya harus memiliki daya dorong yang tinggi. Misalnya, ada dorongan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara saat ini, Dahlan Iskan, agar perusahaan pelat merah segera mencatatkan sahamnya di bursa.
Hingga saat ini, baru 19 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di lantai bursa. Sedangkan lima perusahaan lagi akan menyusul hingga akhir tahun, di antaranya PT ABM Investama, PT Greenwood Sejahtera, PT Erajaya Swasembada, PT Visi Media Asia, dan PT Cardig Aero Services.
SUTJI DECILYA