TEMPO Interaktif, New York - Lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor Rating Services, menurunkan utang Italia satu level karena melemahnya prospek ekonomi dan perkiraan tingginya utang pemerintah.
Hari ini, Selasa 20 September 2011, Standar & Poor telah menurunkan peringkat utang Italia, baik utang jangka panjang maupun jangka pendek, menjadi A/A-1 dari posisi sebelumnya A+/A-1. Faktor yang mempengaruhi pemangkasan peringkat kali ini adalah isu politik dan masalah utang Italia. S&P juga menurukan prospek utang Italia menjadi negatif.
S&P mengatakan perubahan kebijakan harus dilakukan agar Italia dapat secara efektif merespons krisis utang. Italia semakin terbebani oleh utang yang cukup besar. Pemerintah pun berada di bawah tekanan untuk memberlakukan langkah penghematan guna mengendalikan pengeluaran.
Standard & Poor mengatakan pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan membatasi efektivitas program konsolidasi fiskal Negeri Pizza tersebut.
Sentimen negatif ini langsung menekan indeks Dow Jones future turun 60 poin. Sedangkan indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia kembali naik 0,219 poin (0,28 persen) menjadi 77,365. Indeks MSCI Asia pagi ini juga melemah 2,8 persen.
Penurunan peringkat utang Italia ini menambah daftar kekhawatiran akan melemahnya pertumbuhan ekonomi global. Pemerintah dengan utang terbesar kedua di Eropa ini tidak mampu mengurangi beban utang, sehingga utangnya diturunkan menjadi A dari posisi sebelumnya A+.
Kepala investasi Philadelphia Trust Co, Richarrd Sichel, mengemukakan penurunan peringkat utang Italia ini menambah kecemasan investor akan efek domino krisis utang. “Ini jelas bukan saat yang baik, terutama karena minimnya berita positif,” tuturnya.
Italia kini menyusul negara kawasan Eropa lainnya seperti Spanyol, Irlandia, Portugal, Siprus, serta Yunani sebagai negara yang peringkatnya diturunkan tahun ini.
Perdana Menteri Silvio Berlusconi telah meloloskan paket penghematan 54 miliar euro (US$ 73 miliar) bulan ini. Hal itu dilakukan untuk meyakinkan bank sentral Eropa (ECB) membeli obligasi Italia setelah biaya pinjaman melonjak di kawasan Eropa.
Namun rencana peyeimbangan anggaran 2013 ini tidak cukup mempengaruhi keputusan S&P untuk menurunkan peringkat utang Italia.
AP | BLOOMBERG | VIVA B. KUSNANDAR