Impor produk elektronik yang hanya naik 3,68 persen ini, kata Ali, didorong lesunya permintaan pasar di awal tahun. "Pada awal 2011, permintaan turun 5 persen," ucapnya ketika dihubungi.
Kelesuan pasar ditengarai akibat penurunan pendapatan masyarakat, terutama masyarakat yang tergantung pada hasil panen, bukan dari penghasilan bulanan. Mereka cenderung memprioritaskan kebutuhan pokok seperti makanan dan transportasi. Tahun lalu penjualan elektronik mencapai Rp 23 triliun.
Meski begitu, Ali memperkirakan impor elektronik kembali naik 15 persen hingga akhir tahun. Tumbuhnya impor menyusul penguatan konsumsi yang bakal terjadi selama kuartal kedua tahun ini.
Optimisme ini juga diperkuat dengan hasil survei Kamar Dagang dan industri Indonesia (Kadin) dan Roy Morgan Research yang menyebutkan beberapa indikator menunjukkan keyakinan konsumen pada perekonomian dan keadaan keuangan pada bulan lalu dalam kondisi baik.
Survei melalui wawancara tatap muka dengan 2.059 responden ini dilakukan di 21 kota besar, 23 kota kecil dan desa di sekitarnya. Hasilnya, sebanyak 34 persen masyarakat Indonesia mengaku kondisi keuangan keluarganya lebih baik dari tahun lalu. Selain itu, 53 persen masyarakat yakin keadaan keuangannya lebih baik di masa yang akan datang.
Hasil survei juga menyebutkan separuh responden menyatakan sekarang saat yang tepat untuk membeli peralatan rumah tangga yang mahal dan tahan lama. Atas hasil survei itu, Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia.
“Masyarakat siap membuka dompet untuk berbagai produk dan jasa. Komunitas bisnis perlu memperhatikan konsumen secara luas,” katanya.
EKA UTAMI APRILIA