TEMPO Interaktif, Jakarta -Batal mengakuisisi Medco Energy Internasional, tidak menghentikan niat Pertamina untuk mengembangkan usahanya. Pada 2015, perusahaan ini ditargetkan memproduksi 1 Juta barel minyak ekuivalen perhari pada tahun 2015 mendatang.
Direktur Utama Pertamina, Karen Galilea Agustiawan menyatakan bahwa setiap tahunnya Pertamina melirik sekitar 30 aset baik yang berada di dalam maupun di luar negeri yang menarik untuk dikelola oleh Pertamina. "Pasti ada yang kita incar, setiap tahunnya kita juga melihat 30 aset yang menarik," Kata Karen,saat ditemui seusai Rapat dengan Komisi Energi, Kamis (2/12).
Puluhan aset yang diincar tersebut, merupakan aset yang dinilai menarik oleh Pertamina untuk mengembangkan usahanya. Dari puluhan aset tersebut, kata dia, Pertamina masih perlu menjaring kembali untuk menyeleksi lebih jauh mana yang akan dipilih untuk dikelola oleh perusahaan pelat merah tersebut.
Sayangnya, Karen belum bisa menyebutkan secara rinci target yang dilirik oleh Pertamina tersebut. Mengenai pembatalan akuisisi Medco, Karen sendiri masih enggan berkomentar soal hal tersebut. Namun, Karen menegaskan bahwa pembatalan sama sekali tidak terkait dengan harga yang selama ini menjadi pemberitaan di media.
"Kami tidak bicara soal harga, tapi yang pasti kalau Pertamina akuisisi Medco secara teknis komersial itu sangat menguntungkan bagi Pertamina," tegasnya.
Baca Juga:
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Mochamad Harun, menambahkan bahwa batalnya akuisisi dengan Medco kali ini merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi Pertamina."Ini pembelajaran buat kita, kita harapkan untuk ke depan Pertamina bisa melakukan eksekusi dengan lebih baik, lebih smooth dalam mengakuisisi atau portofolio keluar," paparnya.
Harun menjelaskan, Pertamina selama ini selalu diharapkan dapat menyaingi perusahan minyak asal negeri tetangga, Petronas. Namun, kondisi Pertamina , terutama koordinasi dengan para stakeholder yang ada di dalam negeri saat ini sama sekali berbeda dengan kondisi perusahaan minyak negeri jiran tersebut."Kita selalu dituntut untuk lebih baik, dan kenyataan apa yang kita lakukan selalu dapat perhatian berlebih dari stakeholder sehingga ini menjadi tantangan buat kita dalam bertindak ke depan," jelas dia.
Namun, Harun enggan berkomentar bahwa tuntutan stakeholder tersebut merupakan salah satu faktor yang membuat Pertamina membatalkan akusisi dengan Medco."Saya tidak bisa katakan demikian. Yang pasti ini pembelajaran buat kita, ada kesempatan tapi ada juga yang harus kita pertimbangkan, bukan tekanan," pungkas Harun.
GUSTIDHA BUDIARTIE