TEMPO.CO , Jakarta:Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menegaskan Pertamina tak terkendala dana dalam pengelolaan Blok Mahakam yang saat ini sudah berproduksi. "Investasi untuk blok yang sudah berproduksi tidak perlu dikhawatirkan, karena meskipun berinvestasi sudah pasti ada pendapatan. Selain itu kalau blok produksi kan bankable," kata Ali.
Apalagi, menurut Ali pada 2018 laba Pertamina diperkirakan akan mencapai Rp 120 triliun. Angka ini belum termasuk laba jika Pertamina mengelola Blok Mahakam. Ali mengatakan peningkatan laba pada 2018 akan didorong oleh peningkatan produksi dan pengembangan bisnis petrokimia. "Kami mengakuisisi blok-blok produksi, termasuk blok di luar negeri untuk meningkatkan produksi,” kata Ali. “Pada 2025, Pertamina menargetkan produksi 2,2 juta barel setara minyak."
Pada 2012, Pertamina membukukan laba Rp 25,89 triliun dengan setoran deviden 30 persen atau senilai Rp 7,74 triliun. Sisanya sebesar Rp 18,15 triliun menjadi laba ditahan untuk investasi dan cadangan umum dan cadangan wajib. "Tahun ini dalam RKAP investasi US$ 6,75 miliar (sekitar Rp 62,77 triliun). Untuk pendanaan ada dari dana internal dan eksternal," kata Ali.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ali mengatakan anggaran invesasi Pertamina selalu meningkat. Pada 2011 realisasi investasi Pertamina US$ 2,4 miliar dan meningkat menjadi US$ 4,3 miliar pada 2012.
Pengelolaan Blok Mahakam oleh Pertamina diperkirakan akan menyumbang keuntungan Rp 171 triliun untuk Pertamina pada periode 2017 hingga 2032. Jumlah ini dengan catatan Pertamina mendapat hak pengelolaan 100 persen.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terhangat Tempo:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
6 Miliarder Dunia, Hidup Mewah Tanpa Bekerja
Misteri Selongsong Peluru di Cebongan
Pati, Kota Seribu Paranormal
Gara-gara Dahlan Iskan, Dirut RNI Diusir DPR