“Mungkin makan waktu seminggu atau dua minggu,” kata Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Senin (21/6). Untuk konsultan keuangan rencana ini, Jamsostek menunjuk PT Mandiri Sekuritas.
Untuk persentase saham tersebut, kata Hotbonar, pihaknya menyiapkan dana sekitar Rp 500 miliar. “Dananya sampai berapa belum tahu. Nanti akan ditentukan,” ujarmya.
Namun ia memastikan, Jamsostek tak akan menjadi pemegang saham mayoritas. “Tujuan kami bukan untuk menjadi pemegang saham mayoritas. Tapi bagaimana Bukopin dioperasikan sesuai dengan operasionalnya Jamsostek," kata dia.
Hotbonar lantas mencontohkan kerja sama dalam cash management. "Artinya cabang-cabang Bukopin digantikan cabang Jamsosotek. Misalnya untuk pembayaran iuran dan klaim," tuturnya.
Dari sekitar 20 persen saham Bukopin yang akan dibeli Jamsostek, 12,19 persennya semula adalah saham Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabistra) Bulog yang terdelusi. Sisanya merupakan aplikasi rencana Jamsostek menjadi pembeli siaga dalam rencana menerbitkan saham baru (right issue) Bukopin.
ISMA SAVITRI