TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memaparkan rincian program ketahanan pangan yang telah disiapkan cetak birunya untuk pemerintahan di masa Prabowo-Gibran. Salah satu yang ia tekankan adalah upaya menyiasati bonus demografi dengan pembuatan kluster-kluster pertanian modern yang memanfaatkan teknologi digital.
Dari pemaparannya, ada sekitar 52 sampai 60 persen bonus demografi yang terdiri dari generasi millennial dan Generasi Z atau Gen-Z. “Nah, generasi milennial ini kita harus berdayakan dengan menggunakan literasi digital,” tuturnya saat ditemui usai menghadiri Rakernas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ke-20 di Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 September 2024.
Sebagai informasi, generasi yang disebut Millennials atau juga dikenal sebagai Generasi Y, adalah mereka yang lahir antara tahun 1981 dan 1996 atau yang saat ini berusia 28 sampai 43 tahun.
Nantinya, dari keterangan Amran, mereka akan diajak untuk mengelola secara langsung sebuah kluster pertanian modern dengan jangkauan mencapai 250 hektare. Satu kluster dirancang untuk dikelola 1 grup yang beranggotakan 20 orang. “Menggunakan teknologi tinggi, kemudian menguntungkan,” kata dia.
Upaya yang dirancang Kementan menjadi siasat bagi proyeksi bonus demografi yang berjalan bersisian dengan progres digitalisasi. Bahwa, dengan pemanfaatan yang tepat dan terencana, digitalisasi bukanlah bencana ataupun disrupsi pada aspek ketenagakerjaan.
Melalui blueprint yang disusun Kementan, Amran mengharapkan kemandirian pangan Indonesia mampu terwujud melalui program-program yang termuat di dalamnya. “Pertanian modern adalah kluster ini sejajar dengan negara maju. Sehingga, nantinya, produktivitasnya naik, produksinya naik, biayanya bisa turun 50 persen,” tutur dia.
Berdasarkan penerangannya, produktivitas yang dihasilkan dari penerapan pertanian modern mampu dieskalasi sebanyak 100 persen. Contoh pelaksanaannya dengan menggunakan mesin traktor dalam membajak sawah dan memakai drone penebar bibit demi efektivitas dan efisiensi waktu.
Lebih lanjut, Amran memaparkan, kalkulasi yang dilakukan pihaknya menjamin setidaknya setiap orang bisa memiliki pendapatan senilai Rp10 juta setiap bulannya. Sejalan dengan visinya untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan produksi serta produktivitas.
Menurut dia, tawaran menjanjikan tersebut mampu meningkatkan minat terhadap sektor pertanian di kalangan generasi muda, khususnya millennial yang memang menjadi sasaran program tersebut. “Karena lebih tinggi pendapatan daripada mendaftar pegawai negeri,” tuturnya.
Pilihan Editor: Mentan Ajak Investor Vietnam Tinjau Calon Lahan Industri Susu Program Makan Bergizi Gratis Prabowo