TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus memuji orang Indonesia karena keluarga besar mereka dan menyoroti bahwa orang di negara lain memilih memiliki hewan peliharaan daripada membesarkan anak-anak.
Hal itu disampaikan Paus ketika berbicara bersama Presiden Jokowi di Jakarta pada pemberhentian pertama dalam perjalanan empat negara ke Asia.
"Dan negara Anda... memiliki keluarga dengan tiga, empat atau lima anak yang terus maju, dan ini tercermin dalam tingkat usia di negara ini," katanya, Rabu, 4 September 2024.
"Teruslah, Anda adalah contoh bagi semua orang, bagi semua negara yang mungkin, dan ini mungkin terdengar lucu, (di mana) keluarga-keluarga ini lebih suka memiliki kucing atau anjing kecil daripada anak," katanya dengan menoleh ke Jokowi sambil tertawa.
Paus membuat komentar serupa pada bulan Mei ketika ia berpidato di sebuah konferensi di Roma tentang krisis demografi yang mencengkeram Italia dan Eropa.
"Rumah-rumah dipenuhi dengan benda-benda dan dikosongkan dari anak-anak, menjadi tempat yang sangat menyedihkan. Tidak ada kekurangan anjing kecil, kucing, ini tidak kurang. Ada kekurangan anak-anak," katanya pada kesempatan itu.
Meskipun Indonesia memiliki angka kelahiran yang lebih tinggi daripada banyak negara Barat, tren tersebut juga telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Di Amerika Serikat, JD Vance, calon wakil presiden dari Partai Republik Donald Trump, telah menghadapi gelombang liputan pers yang negatif atas komentar-komentar masa lalunya yang menyebut beberapa pesaingnya dari Partai Demokrat sebagai "sekelompok wanita kucing yang tidak punya anak."
Kritik Paus pada Ancaman Krisis Demografi
Paus Fransiskus mengkritik industri senjata dan alat kontrasepsi, menuduh mereka menghancurkan atau mencegah kehidupan dalam pidatonya di sebuah konferensi tentang krisis demografi yang mencengkeram Italia dan Eropa pada 10 Mei 2024.
Tingkat kesuburan Eropa telah tertahan di sekitar 1,5 kelahiran per wanita selama dekade terakhir. Angka tersebut masih di atas titik terendah yang terlihat di Asia Timur tetapi jauh di bawah 2,1 yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat populasi.
Tingkat angka kelahiran sangat parah di Italia, turun ke rekor terendah pada 2023, penurunan tahunan ke-15 berturut-turut. Pemerintah Italia sejauh ini tidak dapat membalikkan tren tersebut, meskipun telah berulang kali berjanji.
"Ada fakta yang diceritakan oleh seorang sarjana demografi kepada saya. Saat ini investasi yang memberikan pendapatan paling banyak adalah pabrik senjata dan alat kontrasepsi. Yang satu menghancurkan kehidupan, yang lain mencegah kehidupan ... Masa depan apa yang kita miliki? Itu buruk," kata Paus.
Fransiskus, 87 tahun, telah lama menjadi penentang keras industri senjata. Ia juga menegaskan kembali larangan lama Gereja Katolik terhadap pengendalian kelahiran buatan, meskipun ia mendukung cara-cara alami untuk menghindari kehamilan.
"Beberapa orang berpikir, maafkan saya jika saya menggunakan kata itu, bahwa untuk menjadi umat Katolik yang baik, kita harus seperti kelinci," katanya saat dalam penerbangan pulang dari Filipina pada tahun 2015, seraya menambahkan bahwa Gereja mempromosikan "orang tua yang bertanggung jawab".
Paus: Menyedihkan, Rumah Penuh Anjing dan Kucing bukan Anak-anak
Pada konferensi tentang demografi di Roma itu, Fransiskus mengatakan jumlah kelahiran adalah indikator pertama dari "harapan rakyat", dan Eropa semakin berubah menjadi benua "tua, lelah, dan pasrah".
"Rumah-rumah dipenuhi dengan benda-benda dan dikosongkan dari anak-anak, menjadi tempat yang sangat menyedihkan. Tidak ada kekurangan anjing kecil, kucing, mereka tidak kekurangan. Ada kekurangan anak-anak," kata Paus.
Pemerintah harus menerapkan kebijakan "serius dan efektif" yang berpihak pada keluarga untuk mengatasi masalah ini, kata Fransiskus, mendesak kaum muda untuk memiliki keyakinan terhadap masa depan.
Ia menyerukan kebijakan yang memungkinkan para ibu tidak harus memilih antara pekerjaan dan pengasuhan anak, dan yang memberi pasangan muda peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil dan kemungkinan untuk membeli rumah.
"Saya tahu bahwa bagi banyak dari Anda, masa depan mungkin tampak tidak menentu, dan bahwa di tengah menurunnya angka kelahiran, perang, pandemi, dan perubahan iklim, tidak mudah untuk tetap menjaga harapan. Namun, jangan menyerah, miliki iman," katanya, merujuk pada kaum muda.
Pernyataan Paus tentang kontrasepsi disambut baik oleh Pro-Life & Family, sebuah kelompok konservatif Katolik Italia, yang mengecam "kepentingan ekonomi dan komersial yang sangat besar yang berpusat pada penggunaan kontrasepsi."
Jumlah Penduduk Turun
Jumlah penduduk di Cina daratan turun 2,08 juta pada 2023, dari 1,4118 miliar menjadi 1,4097 miliar. Jumlah bayi baru lahir di Cina pada 2023 mencapai 9,02 juta atau turun 5,6 persen dari 2022 yang tercatat 9,56 juta.
Populasi Jepang menyusut dengan rekor penurunan mencapai 831.872 jiwa pada 2023 dengan angka kelahiran di negara itu mencapai titik terendah baru, demikian menurut data awal yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada Februari 2024.
Jumlah bayi baru lahir di Jepang anjlok ke rekor terendah, turun 5,1 persen menjadi 758.631 pada periode pelaporan, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.
Pada 2000 tingkat kesuburan global masih berada pada 2,7 kelahiran per wanita atau masih di atas batas toleransi 2,1 yang biasa disebut "replacement rate".
Tetapi saat ini angka tersebut hanya 2,3 dan kecenderungannya pun terus menurun.
Di 15 negara yang memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia, termasuk Amerika Serikat, China dan India, angka kelahiran itu berada di bawah replacement rate 2,1.
REUTERS | ANTARA
Pilihan Editor Pendaftaran CPNS Diperpanjang hingga 10 September, Peruri Jamin Masalah e-Meterai Teratasi