TEMPO.CO, Jakarta - Kamis subuh, 5 September 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendengar kabar duka cita, ekonom senior Faisal Basri tutup usia. Bendahara negara itu sempat melayat ke rumah salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tersebut untuk menyatakan dukacita kepada keluarga.
Lewat laman instagram resminya, Sri Mulyani mengenang awal perkenalannya dengan Faisal Basri. Terlampir pula foto lawas mereka bersama rekan-rekan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). "Subuh tadi saya mendapat berita dukacita. Sahabat dan kawan lama saya sejak di FEUI, Bang Faisal Basri, telah berpulang," ujarnya lewat akun @smindrawati, dikutip Jumat, 6 September 2024.
Ia mengaku pertama kali mengenal Faisal pada awal 1980-an sebagai asisten dosen mata kuliah perekonomian internasional. Setelah itu, mereka sama-sama terlibat sebagai peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEUI. Sepulang dari mengenyam pendidikan di Amerika Serikat, mereka sama-sama memimpin lembaga yang kini dikenal sebagai LPEM FEB UI tersebut. “Bang Faisal sebagai Kepala LPEM dan saya sebagai Wakil Kepala Bidang Diklat (1993-1995),” ujarnya.
Seusai dipimpin Faisal, kepemimpinan lalu jatuh ke tangan Sri Mulyani. Faisal kemudian berkarir di luar kampus dengan mendirikan INDEF. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga memaparkan kerja sama keduanya kembali terjalin di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pada awal 2000-an, dia dan Faisal ditunjuk sebagai staf dua penasihat presiden, yakni Widjojo Nitisastro dan Ali Wardhana, khususnya untuk menangani negosiasi Paris Club dan program International Monetary Fund atau IMF.
Sri Mulyani mengenang Faisal sebagai sosok yang penuh semangat bekerja karena kecintaannya yang luar biasa kepada Indonesia. “Bang Faisal ingin Indonesia maju dan bebas korupsi, dan selalu tergerak berjuang bila melihat ketidakadilan. Pemikiran, peran dan posisi Bang Faisal tidak pernah berubah, konsisten, jujur, tegas dan bekerja sepenuh hati,” ujarnya.
Lewat media sosialnya, Sri Mulyani menuturkan bahwa Indonesia kehilangan sosok dan suara jujur tersebut. Ia juga menghargai pandangan dan kritikan Faisal karena percaya dia punya niat tulus memperbaiki negara.
Dalam beberapa kesempatan Faisal memang kerap mengkritik kebijakan pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan perekonomian. Salah satu kritiknya adalah soal utang negara yang terus meningkat. Ia sempat mewanti-wanti utang pemerintah yang membengkak dan membebani APBN. Kritik Faisal juga tajam untuk berbagai program pemerintah, seperti pembangunan IKN hingga penghiliran nikel.
Pilihan Editor: Sosok Ignasius Jonan yang Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus di Jakarta