TEMPO.CO, Jakarta -Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan terjadi pergeseran belanja warga kelas menengah RI. Prioritas pengeluaran kelas menengah berupa perumahan dan makanan menurun, sementara belanja hiburan dan keperluan pesta naik. “Ada pergeseran atau shifting prioritas pengeluaran kelas menengah dalam 10 tahun terakhir,” ujar Amalia dalam rapat degan komisi XI di DPR, Rabu 28 Agustus 2024.
Satu dekade lalu, Amalia memaparkan, sebesar 45,5 persen pengeluaran kelas menengah untuk makanan minuman. Namun saat ini hanya mengelurakan 41,67 persen. Belanja Perumahan yang tadinya lebih dari 32 persen, sekarang hanya sekitar 28,5 persen.
Namun beberapa kelompok pengeluaran menurut dia meningkat. “Untuk keperluan pesta naik dari 0,75 menjadi 3,18 persen, hiburan yg tadinya tipis sekali ini mulai menebal menjadi 0,38 persen,” ujarnya.
Adapun kelompok pengeluaran terbesar warga kelas menengah adalah untuk makanan, perumahan, barang dan jasa. Secara keseluruhan, BPS mencatat kelompok pengeluaran yang meningkat adalah hiburan, pajak atau iuran, kendaraan, barang tahan lama, pakaian dan keperluan pesta. Penurunan belanja terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan, kesehatan, perumahan dan makanan.
Isu kelas menengah menurut dia sedang disorot beberapa waktu belakangan, karena jumlahnya yang terus menurun tiap tahun. Data BPS mencatat pada 2019 kelas menengah sebanyak 57 juta orang atau 21,5 persen dari total penduduk. Tahun ini hanya sekitar sekitar 47,8 juta jiwa atau hanya 17 persen, artinya ada sekitar sembilan juta warga kelas menengah turun kasta.
Berdasarkan hitungan BPS tahun 2024, kelas menengah adalah kelompok orang yang pengeluarannya antara Rp 2,4 juta hingga 9 juta per kapita per bulan. Sementara itu, proporsi calon kelas menengah atau aspiring middle class di RI bertambah, tahun ini jumlahnya 185,3 juta orang. Mereka adalah kelompok masyarakat yang berhasil naik kelas atau kelas menengah yang turun, namun masih rentan miskin.
Pilihan editor: Rencana Jokowi Pindah ke IKN Menunggu Landasan Pesawat dan Perkantoran Kemenko Rampung