TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia turun ke jalan untuk demonstrasi, setelah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengangkangi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ketentuan Pemilihan kepala daerah atau Pilkada. Analis pasar modal Budi Frensidy menilai, kondisi ini akan berimbas negatif terhadap reaksi pasar.
"Tentunya akan negatif untuk indeks dan rupiah kita jika tidak ada yang berusaha menjaganya dengan intervensi pasar," kata Budi saat dihubungi Tempo pada Kamis, 22 Agustus 2024.
Baca juga:
Berdasarkan pantauan melalui Google Finance, nilai tukar rupiah tercatat kembali melemah pagi ini. Per pukul 09.21 WIB, nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.599 per dolar AS. Padahal, Rabu kemarin kurs rupiah ditutup di level Rp Rp 15.499,5 per dolar AS.
Sama halnya dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang dibuka merah di level 7.534 pagi ini. Per pukul 09.26 WIB, IHSG tercatat di level 7.532,99.
Budi mengatakan, efek gejolak politik dan demo hari ini bisa diminimalisasi, jika ada intervensi yang dilakukan di pasar. Dia pun mengungkapkan beberapa bentuk intervensi yang bisa dilakukan dalam hal ini.
"BI (Bank Indonesia) jualan dolar dan beli rupiah jika diperlukan. Emiten buyback sahamnya dan market maker pasang bid order beli dalam jumlah besar."
Efek dari intervensi pasar ini, kata Budi bisa kondisional. Semuanya, bergantung pada skala demo hari ini dan dinamika konflik yang berkembang.
Untuk IHSG hari ini, Budi memproyeksikan akan bergerak pada kisaran level 7.400 hingga 7.500. Proyeksi ini, bila aksi intervensi kurang kuat atau tidak ada aksi sama sekali. "(Jika ada aksi intervensi), bertahan di 7.500-7.550," kata dia.
Pilihan Editor: Daftar Formasi CPNS KKP 2024 untuk Lulusan SMA hingga S2 dan Kisaran Gajinya