Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Rengkuh Banyu Mahandaru, Inisiator Plepah Kenalkan Produk Kemasan dari Pelepah Pinang

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Mangkok dan wadah makanan dari pelepah Pinang. Dok: Plepah
Mangkok dan wadah makanan dari pelepah Pinang. Dok: Plepah
Iklan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Plepah saat ini sedang membenahi alur pengumpulan bahan limbah dari masyarakat sekitar perkebunan agar terhindar dari praktik monopoli harga yang bisa merugikan tidak hanya Plepah tetapi juga petani.

Plepah mampu membuat produk ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah pelepah Pinang. Mereka juga berhasil mengajak masyarakat sekitar perkebunan pinang untuk mengumpulkan pelepah dan menjadi tambahan penghasilan bagi mereka. Selain itu Plepah tidak berhenti di situ.

Kemasan atau wadah makanan ramah lingkungan terbuat dari pelepah Pinang ini dijual seharga Rp 2.000-4.000 sebiji berupa piring, mangkok dan kontainer makanan, semuanya dengan tutupnya.

Pemrosean pencetakan pelepah Pinang menjadi wadah makanan setelah proses sterilisasi dengan sinar UV, di pabrik Plepah, Tanjung Jabung Barat, Jambi dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dok: Plepah

Pemasaran terbagi lokal dan ekspor. Di Indonesia sudah terbentuk kalangan yang mengutamkan produk ramah lingkungan, hotel dan restoran di beberapa kota besar. “Adapun ekspor adalah ke Jepang. Kami kirim satu kontainer memuat 240.000 pcs, yang biasanya berdasarkan order atau pesanan,” ujar Rengkuh lagi.

Bagaimana peluang ekspor ke Eropa atau Amerika? Rengkuh menyebutkan kendalanya adalah sertifikat kelayakan. Sudah berkomunikasi dan tahun kemarin sempat berpameran di Jerman. Untuk mendapatkan sertifikat harus mengundang lembaga seperti FDA atau seperti BPTekom dan total biayanya satu sertifikat US $ 20.000.

“Bedanya dengan Jepang, lebih mudah karena dengan syarat white label. Intinya bisa  dinegoisasikan. Karena mereka juga sudah terbiasa dengan produk anyaman, rotan. Jadi terbuka dengan aneka wadah dari pelepah Pinang ini,” demikian Rengkuh Banyu menjelaskan.     

Kini di awal 2024 mereka juga fokus mengembangkan pelet dari limbah tanaman seperti sisa pohon tebu, bonggol jagung, dan lainnya sebagai bahan bakar alternatif di PLTU untuk mengurangi ketergantungan kepada batubara. 

Bahkan saat ini Plepah berfokus dalam pembuatan pelet dari sampah atau limbah sisa hasil tanamanan yang tidak dimanfaatkan lagi.

Gagasannya pelet-pelet tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar di PLTU-PLTU untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan terhadap energi batubara.

Pada akhir tahun 2022 Plepah membuka pabrik produksi kemasan di wilayah Cibinong, Jawa Barat dengan bahan baku yang didatangkan dari Jambi. Tapi belakangan dipindahkan kembali ke Jambi karena pabrik di Cibinong dialihfungsikan untuk memproduksi pellet sisa hasil tanaman untuk memasok bahan limbah pertanian untuk bio massa.

Pilihan editor: Tokoh Inspiratif Rengkuh Banyu Mahandaru: Dari Pelepah Pinang Turun ke Wadah Ramah Lingkungan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aloe Land Kampung Edukasi Aloe Vera di Nglipar, Alternatif Wisata di Gunungkidul

31 hari lalu

Aloe Land, Kampung Edukasi Aloevera di Katongan, Nglipar, Gunungkidul, Yogyakarta. TEMPO/S. Dian Andryanto
Aloe Land Kampung Edukasi Aloe Vera di Nglipar, Alternatif Wisata di Gunungkidul

Berkunjung ke Gunungkidul, Yogyakarta bisa kunjungi destinasi wisata alternatif selain pantai. Ada Aloe land, Kampung Edukasi Aloe Vira.


Wirausaha Aloe Vera Alan Efendhi Bukan Sekadar Tanaman Hias Lidah Buaya Biasa

31 hari lalu

Alan Efendhi CEO Mount Vera Sejati (Rasane Vera). TEMPO/S. Dian Andryanto
Wirausaha Aloe Vera Alan Efendhi Bukan Sekadar Tanaman Hias Lidah Buaya Biasa

Alan Efendhi melakukan pemberdayaan masyarakat untuk budidaya aloe vera di Gunungkidul, Yogyakarta. Ini kisah merintis hingga suksesnya.


Tokoh Inspiratif: Rengkuh Banyu Mahandaru, Dari Pelepah Pinang Turun ke Wadah Ramah Lingkungan

35 hari lalu

Inisiator dan pendiri Plepah, Rengkuh Banyu Mahandaru. TEMPO/DA
Tokoh Inspiratif: Rengkuh Banyu Mahandaru, Dari Pelepah Pinang Turun ke Wadah Ramah Lingkungan

Plepah yang dipimpin Tokoh Inspiratif Rengkuh Banyu mengembangkan dan memproduksi kemasan ramah lingkungan seperti piring, hingga kontainer makanan.


Tokoh Inspiratif Reza Permadi Ciptakan Atourin untuk Dorong Digitalisasi Pariwisata Indonesia

38 hari lalu

Reza Permadi pendiri Atourin, sebuat platform digital pariwisata Indonesia. dok. Reza Permadi
Tokoh Inspiratif Reza Permadi Ciptakan Atourin untuk Dorong Digitalisasi Pariwisata Indonesia

Reza Permadi ciptakan aplikasi Atourin mendorong digitalisasi pariwisata Indonesia. Menjadi pemandu turis tentang informasi detail destinasi wisata.


Komunitas Teman Autis Bermula dari Minat Edukasi Mengenali Autisme

42 hari lalu

Ratih Hadiwinoto dalam kegiatan yang diadakan Teman Autis. Istimewa
Komunitas Teman Autis Bermula dari Minat Edukasi Mengenali Autisme

Ratih Hadiwinoto dan Alvinia Christiany membentuk komunitas Teman Autis untuk menyuarakan edukasi mengenai kondisi autisme


Prihatin Marak Anak Kecanduan Gadget, Achmad Irfandi Dirikan Kampung Lali Gadget

45 hari lalu

Achmad Irfandi (tengah) mendampingi anak-anak di kampungnya bermain di pendopo Kampung Lali Gadget di Desa Pagerngumbuk, Wonoayu, Sidoarjo, 14 Juli 2024. Tempo/Nur Hadi
Prihatin Marak Anak Kecanduan Gadget, Achmad Irfandi Dirikan Kampung Lali Gadget

Anak-anak kecanduan gadget bikin Achmad Irfandi, penerima SATU Indonesia Awards 2021 itu mendirikan Kampung Lali Gadget di Sidoarjo pada 2018.


Tokoh Inspiratif: Justitia Avila Veda, Pendamping Kaum Hawa Korban Kekerasan Seksual

52 hari lalu

Justitia Avila Veda, salah seorang pendiri Kolektif Advokat untuk Kekerasan Gender (KAKG). Dok: KAKG
Tokoh Inspiratif: Justitia Avila Veda, Pendamping Kaum Hawa Korban Kekerasan Seksual

Justitia Avila Veda ingin memberi tahu bahwa para korban kekerasan seksual tidaklah sendiri.


Bhrischo Jordy Perintis Papua Future Project Peduli Pendidikan Anak-anak Pulau Masinam Papua Barat

59 hari lalu

Bhrischo Jordy, perintis dan ketua program Papua Future Project (PFP) turut meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Foto: Istimewa
Bhrischo Jordy Perintis Papua Future Project Peduli Pendidikan Anak-anak Pulau Masinam Papua Barat

Brischo Jordy menggagas Papua Future Project untuk turut meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di Pulau Mansinam, Papua Barat.


Cerita Diana menjadi Guru Penggerak untuk Berantas Buta Huruf di Pedalaman Papua Selatan

15 Juli 2024

Kondisi SDN Atti Papua Selatan pada 2023 sebelum renovasi. Tempo/Linda Trianita
Cerita Diana menjadi Guru Penggerak untuk Berantas Buta Huruf di Pedalaman Papua Selatan

Diana Christina Da Costa Ati membagikan kisahnya menjadi guru penggerak untuk memberantas buta huruf di Kampung Atti, Mappi, Papua Selatan.


Kisah Dini, Bidan di Desa Terpencil Uzuzozo NTT yang Berantas Stunting dan Selamatkan Ibu Hamil

8 Juli 2024

Theresia Dwiaudina, bidan di Desa Uzuzozo NTT. TEMPO/ Abul Ala Maududi Ilhamda.
Kisah Dini, Bidan di Desa Terpencil Uzuzozo NTT yang Berantas Stunting dan Selamatkan Ibu Hamil

Kisah Dini, bidan di desa terpencil Uzuzozo NTT yang gigih membantu ibu-ibu hamil serta memberantas stunting.