Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akses ke Sumber Energi Terbatas, 8,2 Juta Rumah Tangga Masih Gunakan Kayu Bakar untuk Memasak

image-gnews
Warga memotong kayu bakar untuk persedian bahan bakar memasak di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk. Padi tersebut kemudian dikumpulkan di ruang terbuka, kemudian para petani melakukan upacara ngaleseuhan, yakni upacara pembacaan doa sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta sebelum padi dinikmati oleh masyarakat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Warga memotong kayu bakar untuk persedian bahan bakar memasak di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk. Padi tersebut kemudian dikumpulkan di ruang terbuka, kemudian para petani melakukan upacara ngaleseuhan, yakni upacara pembacaan doa sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta sebelum padi dinikmati oleh masyarakat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Pembangunan Nasional mencatat hingga saat ini sekitar 8,2 juta rumah tangga di Indonesia masih mengandalkan kayu bakar sebagai sumber energi untuk memasak. 

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Maliki Indra mengatakan hal itu menandakan adanya ketimpangan akses energi di kalangan rumah tangga miskin. Maliki berkata meski tren penggunaan kayu bakar makin berkurang seiring peningkatan kesejahteraan rumah tangga, kayu bakar masih menjadi pilihan utama karena aksesnya yang mudah.

Maliki mengatakan rumah tangga yang menggunakan kayu bakar untuk memasak diperkirakan tidak berkurang bila pemerintah tidak menyediakan akses energi bersih. Bahkan, kata dia, saat ini masih ada sekitar 1 juta jiwa yang belum merasakan manfaat listrik secara maksimal.

"Penggunaan kayu bakar masih banyak, terutama kalau kita klasifikasi kesejahteraan hampir sekitar 50 persen masyarakat termiskin menggunakan kayu bakar atau setara dengan 8 juta rumah tangga," katanya saat menjadi pembicara dalam rangkaian kegiatan penandatanganan kerjasama antara Bappenas dan WRI Indonesia dalam penyusunan indikator transisi energi berkeadilan di Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2024

Berdasarkan data Bappenas, penggunaan kayu bakar didominasi oleh keluarga kategori desil I dengan dengan persentase 26,61 penduduk atau 2.181.568 rumah tangga. Adapun provinsi dengan penggunaan kayu bakar terbanyak yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Dia mengatakan transisi energi berkeadilan yang menjadi target dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 akan memprioritaskan kelompok masyarakat miskin. "Meski jumlahnya minoritas, ini harus diselesaikan jika kita bicara transisi berkeadilan," ujarnya.

Ekonom Universitas Gadjah Mada Maxensius Tri Sambodo dalam tulisannya di The Conversation mengatakan pemerintah menargetkan elektrifikasi 100 persen bisa dicapai pada 2020. 

Namun Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), baru DKI Jakarta dan Bali yang mencapai rasio elektrifikasi 100 persen. Adapun secara nasional,  persentase rumah tangga yang terakses listrik yaitu 99,78 persen. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Sambodo, tidak tercapainya target itu lantaran pemerintah gagal menangkap kompleksitas masalah, terutama terkait pemenuhan energi listrik dan energi bersih untuk memasak.

"Bahwa kemiskinan energi ganda ini masih terjadi karena banyak penduduk tidak memiliki akses layak untuk mendapatkan energi akibat tingkat pendidikan yang rendah, kondisi ekonomi yang lemah dan lokasi tempat tinggal mereka yang berada di daerah terpencil," tulis Sambodo dikutip Senin, 6 Agustus 2024.

Sejak 2017 pemerintah secara berkala menyalurkan panel surya atau Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) ke daerah terpencil. Namun, kata Sambodo, kebijakan itu terkesan setengah hati karena alat yang disalurkan belum memenuhi standar Badan Energi Dunia.

"Rata-rata konsumsi listrik per per tahun per keluarga pengguna LTSHE baru sekitar 389 kWh, masih jauh di bawah standar dari Badan Energi Dunia 1.250 kWh per rumah tangga. Akibatnya kondisi kesenjangan besaran konsumsi energi kian melebar," jelasnya.

Terkait penggunaan kayu bakar untuk rumah tangga, Sambodo mengatakan hal itu tidak akan teratasi selama belum ada infrastruktur  distribusi energi bersih. Selain itu, kata dia, rendahnya daya beli masyarakat turut menjadi faktor dipilihnya kayu bakar.

Dia menambahkan pada tahun 2018 hampir 30 persen desa di seluruh Indonesia atau lebih dari 25,000 desa masih menggunakan kayu bakar. "Hingga saat ini, desa-desa tersebut tidak memiliki akses energi bersih, misalkan untuk beralih ke listrik, gas, ataupun biogas untuk desa-desa tersebut." 

Pilihan EditorPolitikus PKS Ini Tak Yakin RUU Energi Baru dan Terbarukan Rampung Tahun Ini: Lambat dan Alot

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepedulian Pj. Gubernur Heru dan Upaya Pemprov Masifkan Energi Bersih

3 hari lalu

Seorang pekerja memeriksa panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Gedung PPKD, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memasang 136 unit PLTS di sekolah, fasilitas kesehatan, gedung kantor hingga fasilitas olah raga untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca dan adaptasi perubahan iklim. ANTARA FOTO/Henry Purba/nym.
Kepedulian Pj. Gubernur Heru dan Upaya Pemprov Masifkan Energi Bersih

Pj. Gubernur Heru Budi mendorong energi bersih di Jakarta melalui PLTS, transportasi publik listrik, dan sinergi multi-pihak guna mencapai target emisi nol karbon pada 2060.


5 Negara Termiskin di Asia Tenggara Berdasarkan PDB per Kapita 2024, Ada Indonesia?

3 hari lalu

Ilustrasi kemiskinan Jakarta. Getty Images
5 Negara Termiskin di Asia Tenggara Berdasarkan PDB per Kapita 2024, Ada Indonesia?

Ini dia deretan negara di Asia Tenggara dengan PDB per kapita terendah pada April 2024 menurut data IMF. Indonesia ada diurutan ke-7.


Kunci Pertamina International Shipping Perkuat Logistik Nasional

4 hari lalu

CEO Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi (keempat dari kiri) dalam High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership 2024 di Bali, Selasa, 3 September 2024. Dok. Pertamina
Kunci Pertamina International Shipping Perkuat Logistik Nasional

Logistik yang efektif dan efisien, koordinasi rantai pasokan, dan strategi mengatasi ketidakpastian eksternal disebut menjadi kunci utama PIS sebagai urat nadi virtual atau virtual pipeline dalam pengangkutan dan pengantaran energi di seluruh penjuru kepulauan.


Jokowi Terbitkan Aturan Cadangan Penyangga Energi, DEN Sebut Perlu Anggaran Rp 70 Triliun

5 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis 5 September 2024. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dengan dukungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) menggelar ISF 2024 yang dihadiri sekitar 8.000 peserta dari 50 negara sebagai ajang bertukar pikiran, menawarkan solusi, dan berbagi praktik terbaik dalam aksi iklim. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Jokowi Terbitkan Aturan Cadangan Penyangga Energi, DEN Sebut Perlu Anggaran Rp 70 Triliun

Presiden Jokowi merilis Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 96 Tahun 2024 tentang Cadangan Penyangga Energi (CPE).


Profile ACE Hardware yang Pergi setelah 29 Tahun di Indonesia

13 hari lalu

Ace Hardware. Foto/Twitter
Profile ACE Hardware yang Pergi setelah 29 Tahun di Indonesia

Perusahaan jaringan ritel perkakas asal Amerika Serikat, ACE Hardware akan mengakhiri bisnisnya di Indonesia setelah 29 tahun beroperasi.


Kelas Menengah di Indonesia Turun, Ini Klasifikasi Kelas Ekonomi Menurut Bank Dunia

14 hari lalu

Ilustrasi mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta. ANTARA/Sigid Kurniawan
Kelas Menengah di Indonesia Turun, Ini Klasifikasi Kelas Ekonomi Menurut Bank Dunia

Bank dunia mengelompokkan kelas ekonomi masyarakat menjadi lima kategori, salah satunya kelas menengah.


Kelas Menengah Kian Terhimpit, Belanja Rumah Tak Lagi jadi Prioritas?

14 hari lalu

Pengunjung melihat maket perumahan pada pameran Indonesia Properti Expo 2022 di JCC, Jakarta, Ahad, 20 November 2022. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melihat pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2022 dapat menjadi peluang untuk mendorong perekonomian sekaligus mengentaskan backlog atau kekurangan perumahan yang masih tinggi, yakni 12,75 juta unit. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Kelas Menengah Kian Terhimpit, Belanja Rumah Tak Lagi jadi Prioritas?

BPS mencatat terjadi pergeseran prioritas belanja kelas menengah, pengeluaran perumahan menurun. Beberapa warga kelas menyebut belanja rumah bukan lagi prioritas


Pertamina Jadikan IAF 2024 Kesempatan untuk Gali Kerja Sama dengan Afrika Amankan Pasokan Energi

18 hari lalu

Logo Pertamina. TEMPO/ Imam Sukamto
Pertamina Jadikan IAF 2024 Kesempatan untuk Gali Kerja Sama dengan Afrika Amankan Pasokan Energi

Pertamina akan menjadikan IAF 2024 sebagai momentum untuk menggali peluang kerja sama dengan negara-negara Afrika guna mengamankan pasokan energi


BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

18 hari lalu

 Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. TEMPO/Aisha Shaidra
BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar mengatakan ada 9,48 juta penduduk kelas menengah yang turun kelas ke ambang rentan miskin.


Pemerintah Soroti Potensi Sawit sebagai Bahan Bakar Pesawat, Targetkan Produksi 238 Juta Liter per Tahun

23 hari lalu

Seorang petani kelapa sawit, mendorong gerobak saat panen di perkebunannya di Desa Gunam, Beruak, Kecamatan Parindu, Sanggau, Kalimantan Barat.Sumber foto: Greenpeace
Pemerintah Soroti Potensi Sawit sebagai Bahan Bakar Pesawat, Targetkan Produksi 238 Juta Liter per Tahun

Pemerintah mulai melirik potensi minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif pesawat ramah lingkungan. Ditargetkan produksi 238 juta liter per tahun pada 2026