TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten meraih laba bersih Rp 26,59 miliar di usia yang ke-8 tahun.
Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami, mengatakan komitmen untuk menyehatkan Bank Banten terus dilakukan. Bahkan dia menyatakan kesiapannya untuk mundur kapanpun jika pemegang saham menghendakinya.
“Jika suatu saat nanti pemegang saham meminta berhenti, saya pribadi tidak akan menunda, kalau disuruh berhenti sekarang saya akan berhenti sekarang,” kata Busthami melalui keterangan yang diterima, di Serang, Jumat, 19 Juli 2024.
Telah menggeluti dunia perbankan selama 34 tahun dan memahami betul bahwa Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki dinamika politik yang berbeda dengan bank swasta.
"Pengalaman saya di Bank Mandiri dan direksi lain juga sama dari Bank Bukopin dan lain sebagainya, menilai kalau di BPD itu ada unsur politik dan memang tidak bisa dipisahkan, jadi ada skat tersendiri,” katanya.
Di bawah kepemimpinan Busthami, Bank Banten menunjukkan kinerja yang positif salah satu buktinya adalah diraihnya laba di tahun 2023, yang menjadi indikator Bank Banten kian menuju arah yang lebih baik.
"Tentunya semua capaian tersebut juga tidak lepas dari peran Gubernur Banten yang banyak men-support kami,” jelasnya.
Tak hanya itu, Bank Banten juga mulai melebarkan sayapnya dengan menjalin kerja sama dengan kabupaten dan kota lain di Provinsi Banten untuk pengelolaan rekening kas umum daerah (RKUD).
"Termasuk saat ini kita membangun kerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota dalam konteks kerjasama, dan KPK mensuport kami terkait dengan itu,” ucap Busthami.
Keyakinan Busthami terhadap masa depan Bank Banten semakin kuat dengan progres pemenuhan modal inti dari skema kelompok usaha bank (KUB) dan aset yang dilimpahkan pemerintah Provinsi Banten.
“Kalau KUB dengan Bank Jatim mereka justru ingin segera melakukan KUB dengan kita, dan pemerintah Provinsi Banten saat ini melalui pembangunan gedung baru di Kota Serang melakukan penyertaan modal, dan akan bisa digunakan pada awal tahun 2025,” katanya.
ANTARA
Pilihan Editor: Kerja Sama Bank Indonesia dan Bank of Korea, Kapan Mulai Bisa Belanja di Korea dengan QRIS?