TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan index dolar menjadi salah satu penyebab rupiah melemah. Namun, masa cuti Lebaran yang berlangsung beberapa hari di Indonesia ikut menjadi faktor melemahnya rupiah terhadap dolar.
"Pada masa cuti yang begitu lama, hampir 8 hari ini membuat index dolar terus mengalami penguatan yang cukup signifikan, sehingga rupiah di perdagangan internasional terus mengalami pelemahan," kata dia melalui pesan suara pada Minggu, 14 April 2024.
Menurut Ibrahim, Bank Indonesia secara internal pun tidak bisa melakukan intervensi. Begitupun dengan data ekonomi Indonesia yang tidak bisa dirilis karena bersamaan dengan libur Lebaran atau hari raya Idul Fitri.
"Wajar kalau seandainya rupiah terus mengalami pelemahan di atas Rp 16 ribu," kata dia.
Kondisi rupiah yang melemah diperkirakan terjadi hingga Selasa nanti. Faktor lain, karena dampak dari tensi politik yang tinggi di Timur Tengah. Kondisi itu juga mengakibatkan harga emas dan minyak naik.
Meski dalam perdagangan hari Jumat kemarin harga emas dan minyak dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan. "Salah satunya karena data Amerika yang cukup bagus sehingga dolar mengalami penguatan," kata Ibrahim.
Ia berujar pengamat perlu melihat apakah infrastruktur Israel cukup mengalami kerugian besar atau tidak, sehingga mengakibatkan kenaikan harga minyak dan emas. Jika dilihat pada situasi saat ini , banyak sekali serangan senjata diluncurkan oleh Iran tapi ditangkis oleh drone dan senjata Israel.
Dampak dari tensi politik yang tinggi di Timur Tengah mengakibatkan harga emas meluncur tinggi. "Kemungkinan besar untuk harga emas sendiri masih akan terus mengalami kenaikan," ucapnya.
Selain itu, minyak mentah dunia kemungkinan besar mendidih lebih tajam lagi. "Ini akan membuat kilang-kilang minyak di Timur Tengah sedikit berkurang dalam produksinya," kata Ibrahim.
Pilihan Editor: Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?