TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk memerhatikan titik-titik rawan longsor di sejumlah wilayah saat arus mudik Lebaran 2024. Ia mengimbau agar KAI mengantisipasi cuaca hari-hari ini yang bisa menyebabkan longsor.
"Saya ingatkan rekan-rekan KAI untuk antisipasi cuaca karena ini mengakibatkan longsor di beberapa tempat," katanya saat meninjau Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Sabtu, 6 April 2024.
Dalam peninjauannya ini, juga turut hadir Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Budi menyebut tiga daerah perlu masuk dalam pantauan khusus rawan longsor.
"Cuaca ini bisa mengakibatkan longsor di beberapa tempat, terutama di Garut, Tasikmalaya, dan Purwokerto," ujarnya.
Selain antisipasi cuaca, ia juga mengimbau agar KAI rutin melakukan ramp check untuk memastikan kesiapan kereta api. Budi juga meminta agar KAI tidak lupa melakukan pengecekan prasyarat sebagai inspeksi keselamatan kereta api.
"Posko juga diharapkan, Pak Dirut dan Pak Direktur (KAI) mengontrol posko-posko mudik di tiap stasiun," ucapnya.
Ia mengimbau agar keberadaan posko mudik ini bisa dioptimalkan pihak-pihak terkait.
Sebelumnya longsor terjadi di ruas jalan Tol Bocimi (Bogor, Cianjur, dan Sukabumi) KM 64-600 pada 3 April 2024, sekitar pukul 20.00 WIB. Longsor tersebut tepatnya terjadi di dekat gerbang tol Parungkuda arah Sukabumi, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Yanka, Public Relations PT Waskita Toll Road menyatakan dalam keterangan resminya bahwa longsor diduga terjadi karena erosi air yang diakibatkan oleh hujan lebat di sekitar area tersebut. Senada, Direktur Utama PT Trans Jabar Tol (TJT) Abdul Hakim juga mengatakan penyebab ambrolnya Tol Bocimi akibat force majeure alam.
Namun Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adrin Tohari, menduga sistem drainase Tol Bocimi tak sanggup menampung limpasan air hujan. Hal itu kemudian menjadi pemicu longsor.
"Saya menduga saluran air di sisi kiri badan jalan (sisi luar) tidak mencukupi atau tidak mampu untuk menampung limpasan air hujan dari badan jalan," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 4 April 2024.
Adrin menjelaskan limpasan air hujan meluber ke bagian lereng dan menyebabkan terjadi penjenuhan pada badan jalan. Jika sudah ada penjenuhan, kondisi itu bisa menyebabkan kekuatan tanah menjadi berkurang dan menimbulkan longsor.
Pilihan Editor: Konsumsi BBM Jelang Lebaran Melonjak, Kenaikan Pertamax Turbo 90 Persen