TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI Haris Muhammadun mengkritisi sistem pendaftaran mudik gratis bagi masyarakat yang tidak terintegrasi. Kuota mudik gratis biasanya akan ludes dalam waktu singkat, namun pada hari-H mudik, kursi yang tersedia tidak terpenuhi.
"Ini sudah bertahun-tahun, masalahnya sama. Ketika dibuka kuota mudik gratis, dalam 24 jam habis. Tapi pada saat pelaksanaannya, itu kosong. Kenapa? Karena IT, lagi-lagi IT," kata Haris dalam konferensi pers di Kantor Jasa Raharja pada Senin, 1 April 2024.
Dia mencontohkan seperti misalnya mudik gratis yang disediakan oleh badan usaha milik negara (BUMN) dengan Kementerian Perhubungan. Haris menilai, semua penyelenggara mudik gratis mestinya terintegrasi menjadi satu.
Dengan sistem yang terintegrasi, menurut Haris, masyarakat yang telah mendaftar pada satu program mudik gratis tidak bisa lagi mendaftar pada program mudik gratis lainnya.
"Misalnya dia kirim nomor KTP. Jadi kalau di aplikasi atau login ke penyelenggara mudik yang lain, udah di-hold. Udah enggak bisa, gitu loh," ucapnya.
Selanjutnya: Solusi ini, menurut Haris, sangat sederhana. Namun....