TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan dukungannya terhadap industri knalpot aftermarket di Indonesia. Menurut dia, industri knalpot rakitan UMKM dalam negeri ini memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.
"Saya lihat potensi ekonominya memang cukup besar, ya," katanya saat menghadiri Demo Day Knalpot Aftermarket di Jakarta, Senin, 25 Maret 2024.
Ia mengatakan, bahwa omzet industri knalpot aftermarket ini mencapai Rp 60 miliar. Teten menyebut, industri knalpot aftermarket ini melibatkan setidaknya 300 ribu pengrajin.
Rata-rata rumah produksi knalpot aftermarket memiliki 30 hingga 50 orang tenaga kerja. Karena itu, ia menilai industri ini mampu menciptakan dan menyerap lapangan pekerjaan di Indonesia.
"Industri knalpot ini menurut saya sudah cukup besar nilainya," ujarnya. Karena itu, ujarnya, industri otomotif ini harus didukung dengan penyediaan regulasi yang jelas.
Baca Juga:
Kemenkop UKM kini tengah menyusun rencana pembuatan regulasi standarisasi industri knalpot aftermarket di Indonesia. Penyusunan standarisasi itu, menurut dia, sebagai solusi pemerintah untuk mendukung industri knalpot aftermarket di Indonesia agar terus berkembang.
Dia optimistis setelah adanya standarisasi tersebut, masyarakat tidak lagi takut membeli knalpot rakitan ini karena tidak khawatir dirazia. Dengan begitu, ia menilai nantinya industri knalpot aftermarket ini bakal terus meningkat.
Teten menjelaskan, bahwa muara rencana penyusunan standarisasi knalpot aftermarket ini ketika petugas polisi lalu lintas merazia knalpot jenis brong saat masa pemilu 2024. Dia mendapat laporan adanya penurunan omzet dari para produsen setelah terjadi penindakan razia terhadap pengguna knalpot aftermarket.
"Saya setuju (knalpot brong) ditindak karena kita sudah punya aturan batas emisi dan kebisingan. Tapi industri dan produsennya jangan ditutup," ujar Teten.
Pilihan Editor: Jokowi Terbitkan Aturan Pencairan THR dan Gaji Ke-13 untuk PNS, Berikut Regulasi dan Besaran Tiap Golongan