TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini diprediksi fluktuatif.
Ia memprediksi rupiah akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.630 sampai Rp 15.680 per dolar AS dalam perdagangan hari ini Jumat, 22 Maret 2024. Sementara pada perdagangan Kamis kemarin, rupiah ditutup menguat 54 poin menjadi Rp 15.668,5 per dolar AS.
Ibrahim menyatakan, sentimen nilai tukar rupiah adalah penetapan hasil Pemilu 2024 dan keputusan The Fed terkait suku bunga.
Komisi Pemilihan Umum atau KPU mengumumkan hasil penetapan rekapitulasi suara Pemilu pada Rabu, 20 Maret 2024. Pengumuman tersebut dilakukan dalam Rapat Pleno Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan suara Nasional Pemilihan Umum 2024.
Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dinyatakan memenangkan Pilpres 2024. Dari 164.227.475 suara yang sah, Prabowo-Gibran meraup suara terbanyak, mencapai 96.214.691 suara.
Menyusul pasangan nomor urut satu Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar dengan 40.971.906 suara yang sah. Sementara itu, pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menanggul 27.040.878 suara yang sah.
Pada momen yang sama, massa berdemonstrasi di luar gedung KPU. "Demonstrasi massa dalam kondusi kondusif dan tidak terjadi huru-hara. Kondisi kondusif ini yang membuat pasar merespon positif sehingga mata uang garuda menguat," kata Ibrahim dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 22 Maret 2024.
Sementara dari faktor eksternal, kata Ibrahim, Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil sebagaimana yang diharapkan. Para pembuat kebijakan masih memproyeksikan penurunan suku bunga AS sebanyak tiga kali pada tahun ini, bahkan ketika inflasi tetap tinggi.
Berdasarkan proyeksi ekonomi triwulan The Fed yang diperbarui, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk makanan dan energi meningkat 2,6 persen pada akhir tahun. Sedangkan pada awal Desember, bank sentral AS memproyeksikan 2,4 persen.
Pandangan kebijakan baru tersebut juga meningkatkan prospek perekonomian AS. Para pengambil kebijakan kini memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,1 persen tahun ini dibandingkan dengan proyeksi 1,4 pada Desember.
Di sisi lain, tingkat pengangguran diperkirakan berakhir pada tahun 2024 sebesar 4 persen. Pada akhir 2023, tingkat pengangguran diperkirakan 4,1 persen.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, inflasi akan bergerak turun secara bertahap dan berada dalam jalur yang lumayan bergelombang. Sebagian besar bank-bank sentral utama mengambil langkah yang sama, mereka berencana menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan. "Karena perekonomian melambat dan inflasi terus melambat," ujar Ibrahim.
Pilihan Editor: Prabowo soal Program Makanan Bergizi: Kalau Tidak Berani Sekarang, 18 Tahun Lagi, Bangsa Indonesia Lemah Fisik, Otak..