TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menyebut penyaluran Cadangan Bahan Pangan (CBP) tahap pertama terealisasi sebesar 75,6 persen dalam periode Januari hingga Maret 2024.
Dalam realisasi tahap pertama, Suyamto menjelaskan pemerintah telah menyalurkan 497.048 ton beras. "Kami harapkan Januari hingga akhir Maret ini sebanyak 660 ribu ton ini bisa diselesaikan," kata Suyamto saat menggelar konferensi pers di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu, 20 Maret 2024.
Kemudian, dia menyebut bahwa tahap kedua penyaluran bantuan beras itu akan dilakukan pada periode April sampai Juni mendatang.
"Bantuan pangan ini akan berlangsung dari Januari sampai Juni 2024 menggunakan beras CBP dan disalurkan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa distribusi bantuan beras itu dilakukan Bulog bersama Badan Pangan Nasional (BPN) dan dibantu oleh data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) milik Kemenko Perekonomian. Dengan demikian, jelas Suyamto, Bulog hanya menyalurkan bantuan beras itu.
"Nama (penerima) sudah jelas, alamat sudah jelas. Kami punya kewajiban mengantarkan ke sana. Jadi, kami tidak bisa memilih karena semuanya sudah jelas," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bantuan beras sudah menjadi program pemerintah sejak tahun lalu. Saat itu, kata dia, harga beras mengalami lonjakan.
"Sebenarnya program bantuan pangan ini sudah dimulai dari Maret 2023. Pada saat itu harga beras tinggi dan terus mengalami kenaikan sehingga pemerintah menugaskan Bulog untuk memberi bantuan pangan dalam bentuk beras," ujarnya.
Ia berharap dengan adanya bantuan beras ini, masyarakat dengan pendapatan rendah dapat mendapatkan bantuan pangan sehingga tak perlu lagu mencari di pasar. "Mengurangi permintaan sehingga mempengaruhi harga di pasar," katanya.
Pilihan Editor: Bulog akan Hentikan Impor Jagung