TEMPO.CO, Jakarta - Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menanggapi soal pembiayaan program makan siang gratis dari dana Badan Operasional Sekolah (dana BOS). Peneliti CIPS Sharfina Indrayadi menilai program yang diusung oleh Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) itu dapat mengancam kualitas pendidikan nasional.
"Penggunaan Dana BOS untuk program ini tentu akan mengubah pengalokasian dana untuk program-program yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan," ujar Sharfina lewat keterangan tertulis kepada Tempo, Rabu, 6 Maret 2024.
Ia menjelaskan, dampak paling utama rencana itu dapat berdampak terhadap pembagian alokasi dana komponen lainnya yang dapat dibiayai oleh BOS. Menurut dia, penggunaan Dana BOS untuk makan siang gratis dikhawatirkan memunculkan pergeseran atau pengalihan dana yang tujuan awalnya difokuskan untuk mendukung ketersediaan akses dan peningkatan kualitas pendidikan.
Untuk itu, menurut Sharfina, pemerintah perlu mengevaluasi secara menyeluruh dan menghitung dampaknya terhadap alokasi dana untuk program lainnya. Ia menekankan evaluasi juga dibutuhkan untuk menentukan seberapa besar pengurangan dana yang akan terjadi pada anggaran program-program lain, serta sejauh mana prioritas diberikan pada program makan siang gratis ini dibandingkan dengan program lain.
Sebelumnya, Tim Pemenangan Prabowo-Gibran yang menyarankan penggunaan Dana BOS Afirmasi untuk program makan siang gratis ini. Namun, CIPS menilai hal itu perlu dipertimbangkan lebih mendalam karena Dana BOS Afirmasi dirancang untuk memperhatikan unit sekolah, tenaga pendidik, dan pelajar yang berada dalam kondisi rentan, terutama dari segi geografis wilayahnya.
Selanjutnya: "Agak sulit jika menggunakan dana BOS Afirmasi...."