Oleh karena itu, Sharfina menggarisbawahi, penggunaan dana BOS masih sangat diperlukan khususnya untuk perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Ia menegaskan dana BOS seharusnya diarahkan terutama pada peningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan, terutama dalam konteks ketimpangan yang masih signifikan di Indonesia.
Kendati demikian, CIPS menilai program makan siang gratis merupakan hal yang penting jika sasarannya pada penanganan stunting. Tetapi Sharfina menyarankan dana untuk program itu sebaiknya dialokasikan melalui anggaran lain. Misalnya dana desa yang memang sudah memiliki fokus pada program stunting.
Dalam pelaksanaannya pun, kata Sharfina, juga perlu ada kejelasan dalam pembagian anggaran dana BOS, mengingat banyaknya guru, terutama guru honorer yang sangat bergantung pada dana BOS.
Menurut Sharfina, perlu transparansi dalam menetapkan bagaimana alokasi dana itu diperuntukkan, sehingga dapat memberikan kepastian bagi para penerima manfaat. Selain itu, ia menekankan pentingnya pelibatan berbagai pemangku kepentingan termasuk Pemerintah Daerah (Pemda), Kepala Sekolah, guru, bahkan orang tua murid dalam implementasi kebijakan terkait BOS.
CIPS juga mendorong pemerintah nantinya memperkuat kolaborasi dengan stakeholder terkait untuk memastikan kebutuhan dan kondisi lokal dalam alokasi dan pelaksanaan program BOS. Sehingga, dapat mencapai dampak yang lebih efektif dan inklusif bagi masyarakat setempat.
Pilihan Editor: Ragam Promo Shopee Menjelang Lebaran: Gratis Ongkir hingga Diskon Tiket Transportasi