TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) berpotensi mengalami penguatan. Bahkan, menurut dia, rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS.
Pada pekan lalu, Ariston mengatakan indeks dolar AS terlihat bergerak melemah terhadap nilai tukar utama dunia. “Pelemahan ini efek dari proyeksi sikap the Fed tahun ini yang akan memangkas suku bunga acuan,” ujar Ariston ketika dihubungi Tempo, Minggu, 25 Februari 2024.
Sejumlah petinggi the Fed, seperti John Williams dan Christopher Waller, memberikan komentar mengenai pemangkasan di semester II tahun ini. Menurut dia, rupiah juga berpotensi menguat terhadap dolar AS karena sikap ini.
Ariston menuturkan, indeks saham Asia, Eropa, dan AS yang ditutup menguat pekan lalu mengindikasikan minat pasar terhadap aset berisiko meningkat. “Ini juga bisa membantu penguatan rupiah sebagai aset berisiko,” tuturnya.
Dia juga menilai bahwa pemangkasan suku bunga pinjaman Cina pekan lalu kelihatannnya bisa memberikan efek positif untuk negara yang berhubungan dagang erat dengan Cina, termasuk Indonesia. Pemangkasan ini, kata Ariston, bisa membantu pemulihan ekonomi Cina yang masih melambat.
Adapun dari dalam negeri, optimisme Bank Indonesia terhadap perkembangan ekonomi dalam negeri, termasuk stabilitas inflasi, bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah.
Selanjutnya: Lebih lanjut, pengamat pasar uang itu menyebut bahwa pada pekan ini....