TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengatakan Kereta Rel Listrik (KRL) pertama yang diimpor dari Cina baru datang ke Indonesia 13,5 bulan dari penandatanganan nota kesepahaman. Namun, Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan KRL tersebut baru bisa dioperasikan tiga bulan setelahnya.
“(Jadi) tidak mungkin (beroperasi) di tahun 2024, (tapi) di 2025,” ujar Anne di Kantor Pusat KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta, pada Selasa, 6 Februari 2024.
Anne menjelaskan, pada awalnya KRL impor itu memang ditargetkan tiba pada 2024. Namun, seiring adanya perubahan negara sumber impor dari Jepang ke Cina, jadi menambah waktu pengadaan.
“Memang target kita 2024, tapi dengan adanya beberapa perubahan yang memang di awal mengajukan proposal dari Jepang, jadi kami perlu melakukan koordinasi lagi dengan negara lain,” tuturnya.
Menurutnya, tiga rangkaian KRL tersebut akan datang secara bertahap hingga 15 bulan. Hal ini, kata dia, karena dalam 1 rangkaian kereta atau train set tersebut terdapat 12 kereta.
"Targetnya kan kalau 13,5 bulan, targetnya adalah lulus uji dulu yang 4.000 km. Tapi targetnya itu kita sekitar 15 bulan dan di bulan ke-16 sudah bisa melayani penumpang, jadi ada sertifikasi dari DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan) juga,” kata dia.
Diketahui, PT KCI telah menandatangani kontrak kerja sama pengadaan tiga rangkaian KRL impor bersama CRRC Sifang Co., Ltd pada 31 Januari 2024 di Beijing, Cina. Pengadaan tiga rangkaian KRL Baru Impor oleh CRRC Sifang, Cina itu memiliki total investasi sekitar Rp 783 miliar.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Kritik Bansos Jokowi, Berikut Deretan Komentar Pakar