TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia sekaligus pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyoroti soal kenaikan anggaran bantuan sosial atau bansos menjelang Pemilu 2024. Faisal menilai hal ini menunjukkan kegagalan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam mengentaskan kemiskinan di Tanah Air.
Menurut dia dana bansos tahun ini melebihi anggaran pada saat pandemi Covid-19 menunjukkan semakin besarnya masyarakat yang rentan ekonominya. "Jadi Jokowi ternyata gagal menyejahterakan rakyat Indonesia, buktinya makin banyak orang yang menerima bansos," kata Faisal Basri dalam diskusi bersama Indef di Jakarta pada Senin, 5 Februari 2024.
Faisal Basri juga menyoroti masih tingginya angka pengangguran, karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), hingga petani yang kekurangan pupuk dan gagal panen. Menurutnya, masyarakat yang hidupnya rentan tak kunjung turun. Hal itu menurutnya juga tercermin dari bertambahnya penerima bansos.
Adapun anggaran bansos tahun ini melonjak lebih tinggi ketimbang saat pandemi Covid-19. Melansir dari Informasi APBN 2024 Kementerian Keuangan, anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 496,8 triliun. Jumlah ini tercatat naik 13,1 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp 439,1 triliun.
Sedangkan anggaran bansos di puncak pandemi Covid-19 pada 2021 berada di angka Rp 468,2 triliun dan di 2020 yang sebesar Rp 498,0 triliun. Lalu pada 2022 perintah hanya menggelontorkan dana sebesar Rp 460,6 miliar untuk perlindungan sosial.
Dengan demikian, terlihat dana bansos 2024 hanya sedikit di bawah anggaran 2020 (selisih Rp 1,2 triliun) saat puncak pandemi covid-19. Namun jauh lebih tinggi daripada 2021, 2022, dan 2023, dengan selisih melebihi Rp 28 triliun.
Faisal Basri pun menyayangkan tidak ada calon presiden yang berani menyatakan bahwa Jokowi gagal dalam mengurus persoalan tersebut. Meskipun, capres nomor 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyinggung soal dugaan politisasi bansos saat debat Pemilu kelima kemarin.
"Etika dan moral ini digembar-gemborkan oleh nomor 1 dan nomor 3, tapi ini enggak keluar karena takut konsekuensi penyerang Jokowi," kata dia.
Pilihan Editor: Debat Capres: Seluk Beluk Dugaan Politisasi Bansos dan BLT yang Disebut Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo