TEMPO.CO, Jakarta - Kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani siap mundur dari Kabinet Jokowi mengemuka hari-hari ini. Ekonom senior Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri mengungkapkan telah mendengar kabar bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati siap mundur dari kabinet Presiden Jokowi.
“Saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur,” kata ujar Faisal dalam acara Politics Economic Outlook 2024 dalam YouTube Progresif Idn pada Senin, 15 Januari 2024.
Baca Juga:
Sri Mulyani Indrawati lahir pada 26 Agustus 1962 di Tanjung Karang, Lampung. Ia menyelesaikan pendidikan S1 dengan jurusan ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) pada 1986. Lalu, empat tahun kemudian, ia berhasil lulus dari University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat dengan gelar Master of Science of Policy Economics. Setelah itu, pada 1992, ia berhasil meraih gelar Ph.D. in Economics.
Mengacu kemenkeu.go.id, sejak November 2002, Sri Mulyani terpilih menjadi Executive Director International Monetary Fund (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara. Dua tahun kemudian, ia mendapatkan penugasan pertama di Kabinet sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kemudian, pada 2005, ia dilantik menjadi Menkeu yang berhasil mencetakkan banyak prestasi, seperti menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, dan menurunkan biaya pinjaman.
Prestasi selama menjadi Menkeu membuat Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets Forum di IMF-World Bank Group Annual Meetings. Selain itu, ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia 2007. Ia juga terpilih menjadi Menkeu terbaik 2006 oleh majalah Euromoney.
Pada 2008, Sri Mulyani menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Lalu, pada Juni 2010, ia diangkat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Kemudian, pada Juli 2016, ia dilantik Jokowi kembali menjadi Menkeu dalam Kabinet Kerja. Pada tahun berikutnya selama menjadi Menkeu, ia meraih beragam penghargaan. Adapun, penghargaan yang pernah diraih, seperti Best Minister in the World dalam World Government Summit 2018, Finance Minister of the Year-East Asia Pacific dalam Global Markets 2018, Menkeu Terbaik Asia-Pasifik 2019 menurut majalah FinanceAsia.
Selain dalam dunia pemerintahan, Sri Mulyani juga aktif mengikuti organisasi sosial. Ia pernah menjabat sebagai Co-Chair Pathways for Prosperity Commission Technology and Inclusive Development dan Co-Chair of the World Economic Forum ASEAN. Sosok yang pernah duduk di dewan UNICEF ini juga pernah terpilih sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023.
Lalu, pada Oktober 2019, Sri Mulyani terpilih kembali menjabat sebagai Menkeu pada periode kedua pemerintahan Jokowi. Jabatan ini juga menjadi jabatan keempat kalinya sebagai Menkeu dengan kabinet berbeda. Satu tahun kemudian, Global Markets memilihnya menjadi Finance Minister of the Year-East Asia Pacific sebagai apresiasi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Pada 2021, ia menjadi Co-Chairs Coalition of Finance Ministers for Climate Action 2021-2023. Kemudian, pada 2023, ia menerima gelar kehormatan Honoris Causa Doctor of Laws dari Australian National University sebagai pengakuan atas kontribusi dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.
Mengenai isu Sri Mulyani siap mundur, Staf Khusus Sri Mulyani, Yustinus Prastowo enggan menjawab atau mengonfirmasi isu mundurnya Sri Mulyani dari kabinet Jokowi. Pesan yang dikirim Tempo hanya dibaca dan panggilan telepon tidak dijawab.
Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara soal isu mundur dari kabinet Jokowi. Ia mengatakan ingin fokus pada tugasnya. "Saya bekerja aja," kata Sri Mulyani ditemui di Istana Negera usai rapat kabinet pada Jumat, 19 Januari 2024.
RACHEL FARAHDIBA R | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Sri Mulyani Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi, Ini Perjalanan Karier Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia