TEMPO.CO, Jakarta - Tim Ekonomi pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin mengungkap sejumlah strategi untuk mengembangkan dan memperbaiki pasar modal.
“Ternyata mentransformasi pasar modal itu sama dengan mentransformasi the whole economy. Ini seperti gunung es, pasar modal ujungnya (atas),” ujar Wijayanto dalam dalam acara dialog arah kebijakan investasi dan pasar modal 2024–2029, di Grand Ballroom JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin, 8 Januari 2024.
Untuk menciptakan ujung gunung es yang semakin tinggi ke atas, atau dalam kata lain pasar modal yang handal, maka pemerintah memiliki PR besar yakni mengerjakan gunung es bagian bawah.
“Kalau kita ingin ujungnya ini makin melonjak ke atas, yang harus kita kerjakan adalah yang ada di bawah yang harus diperkuat,” kata dia.
PR besarnya, kata Wijayanto, adalah terkait kepastian hukum, konsistensi regulasi, pemberantasan korupsi, daya beli rakyat kualitas birokrasi, industrialisasi, stabilisasi politik, dan stabilitas makro.
Untuk mendongkrak kapitalisasi pasar modal RI, dari sisi supply, pihak AMIN akan mendorong BUMN dan perusahaan-perusahaan Joint Venture (JV) untuk IPO dan listing.
“Perusahaan-perusahaan JV yang datang mendapatkan kemudahan pajak dan lain sebagainya, sebelum mereka mendapatkan kemudahan itu harus kita pastikan mereka ada komitmen untuk IPO,” kata dia. Begitu pula dengan sektor-sektor masa depan.
Dari sisi demand, akan dibangun literasi dan inklusi pasar modal sejak dini, meningkatkan daya beli dan memajukan sektor dana pensiun, reksadana, dan asuransi.
“Ada gerakan nasional menabung saham, itu gerakan bagus tapi tidak resonate, kalau AMIN menang, saya pastikan Cak Imin, Mas Anies akan menjadi marketer pasar modal Indonesia,” kata Wijayanto.
Sementara dari sisi enabling environment, perwakilan tim AMIN menyoroti soal kepastian hukum, yakni untuk melindungi investor. Selain itu, pihaknya ingin mewujudkan pasar modal yang berintegritas.
“Yang tidak kalah penting adalah pemerintah harus secara sadar menahan diri untuk berhutang, menahan diri menerbitkan SUN, karena ini menimbulkan crowding out, banyak uang lari karena bunganya tinggi risikonya zero,” tuturnya.
Pilihan Editor: Anies Sebut Orang Dalam di Proyek Food Estate Prabowo, Ada Kader Gerindra hingga Pejabat Kemenhan