TEMPO.CO, Tangerang - PT Angkasa Pura II (Persero) angkat bicara soal insiden tabrakan dan kebakaran seperti yang terjadi pada pesawat Japan Airlines saat mendarat di Bandara Haneda Tokyo, Jepang Selasa 2 Januari 2024.
Vice President of Corporate Comunication PT Angkasa Pura II Cin Asmoro memastikan Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran ( PKP-PK) selalu siap dan terlatih dalam mengatasi situasi kedaruratan seperti insiden kecelakaan pesawat atau kebakaran di 20 Bandara yang dikelola perusahaan pelat merah itu.
"Unit khusus ini selalu terlatih dan selalu siap dalam situasi darurat," ujar Cin kepada Tempo, Kamis malam 4 Januari 2024.
Unit PKP-KP, kata Cin, bekerja sesuai dengan response time atau waktu tanggap yang dihitung dari saat berita kebakaran diterima, pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran ke lokasi kebakaran sampai dengan kondisi siap untuk melaksanakan operasi pemadaman. "Sesuai peraturan 2 menit tidak lebih dari 3 menit.Ini untuk langkah penyelamatan nyawa dan menimalisir kerugian," kata Cin.
Unit PKP-PK ada di setiap bandara atau 20 Bandara yang dikelola AP II. Salah satunya Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut Cin, tim khusus ini bekerja berdasarkan peraturan keselamatan penerbangan dan
Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat ( Airport Emergency Plan/AEP doc. "Dokumen kedaruratan yang selalu diuji, divalidasi dan dilatih secara personil maupun sarana prasana perlengkapannya."
Cin mengatakan, ada beberapa tahapan latihan unit PKP-PK yaitu latihan Table Top (Tabletop Exercise), Latihan Skala Khusus (Partial Exercise), Latihan Modular (Modular Exercise),
Latihan Skala Penuh (Full-Scale Exercise).
"Suatu bentuk latihan/uji coba dokumen rencana penanggulangan keadaan darurat yang melibatkan semua anggota komite dan dilaksanakan dalam rangka menguji seluruh fasiltas, prosedur dan kompetensi personel terkait untuk menghadapi keadaan darurat/siaga yang sebenarnya," kata Cin.
Salah satu contoh latihan unit PKP-KP ini adalah simulasi penanganan pesawat tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta pada 31 Oktober 2023 lalu. Dalam simulasi yang digelar tersebut, unit khusus ini melakukan skenario Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat atau Partial Exercise.
Lewat simulasi tersebut, unit khusus ini digambarkan tengah mengevakuasi sebuah pesawat yang tergelincir setelah mengalami trouble pada hydraulic system/landing gear atau roda pendaratan saat mendarat. Tim melakukan evakuasi penanganan penumpang hingga mengevakuasi badan pesawat.
Cin mengatakan, melalui simulasi itu, pasukan ini melakukan latihan penanggulangan keadaan darurat untuk mengevaluasi, dokumen, kompetensi dan juga prosedur yang ada di Bandara Soekarno-Hatta dalam rangka menangani incident maupun accident yang ada di Bandara Soekarno-Hatta."Mereka dilengkapi kompetensi khusus dan tersertifikasi, dilengkapi dengan peralatan yang mumpuni," kata Cin.
Kegiatan simulasi, lanjut Cin, juga bertujuan untuk menguji fungsi-fungsi komando, komunikasi dan koordinasi antar unit dan instansi terkait sesuai dengan prosedur untuk meningkatkan keterampilan personil dan termasuk juga kehandalan peralatan yang dimiliki.
"Latihan partial exercise tersebut merupakan bagian kecil untuk menyempurnakan kesigapan dan koordinasi antar unit dan instansi terkait," kata Cin. Semua komite seperti Avsec, PKP-PK, Maskapai, AirNav, SAR, TNI-Polri saling berkoordinasi untuk melakukan penanggulangan keadaan darurat yang terjadi.
Pilihan Editor: Pergerakan Penumpang di 20 Bandara AP II Capai 3,75 Juta Orang selama Nataru, Naik 12 Persen