TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi beberapa hari lalu menyebutkan subsidi pupuk akan ditambah hingga Rp 14 Triliun pada tahun 2024. Namun, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menilai langkah ini tidak akan menyelesaikan masalah.
"Penambahan anggaran subsidi Rp 14 triliun itu tak lebih sebagai obat penghilang nyeri. Nyerinya bisa hilang tapi penyakitnya tidak sembuh. Karena apa? Karena tidak menyentuh akar dan jantung masalah pupuk bersubsidi," ujar Khudori kepada Tempo dalam keterangannya pada Rabu, 3 Januari 2024.
Menurut Khudori, peningkatan anggaran sebesar itu tidak akan menyembuhkan penyakitnya karena tidak menyentuh akar permasalahan pupuk bersubsidi. Khudori menyoroti bahwa permasalahan pupuk subsidi tidak hanya terkait dengan minimnya anggaran. "Ada seabrek masalah yang membelenggu pupuk bersubsidi, yang ini membuat program yang sudah lebih setengah abad ini tak kunjung membaik," katanya.
Ia menyebut ada banyak masalah lain yang menghambat program pupuk bersubsidi, seperti skema subsidi yang dianggap keliru. Menurutnya, skema subsidi yang diberikan dalam bentuk subsidi gas kepada produsen pupuk seharusnya diberikan langsung kepada petani. Ia mengkritik bahwa skema ini lebih cocok untuk industri dan tidak tepat jika disebut sebagai kebijakan untuk petani.
Selain itu, Khudori juga menekankan bahwa penambahan anggaran pupuk subsidi tidak akan langsung menyelesaikan masalah pertanian secara menyeluruh. Menurutnya, masalah yang dihadapi sektor pertanian sangat kompleks, termasuk permasalahan benih, kredit untuk usaha tani, air dan lahan yang semakin terbatas, iklim-cuaca yang sulit diprediksi, keterpisahan antara pasar dengan petani, penyuluhan yang semakin mengecil, dan berbagai masalah lainnya.
Sebelumnya, Jokowi mengumumkan niatnya menambah alokasi anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun pada tahun 2024, dengan alasan untuk menutup kekurangan pupuk di lapangan. Meski demikian, pengajuan penambahan anggaran ini masih memerlukan persetujuan DPR. Khudori menyimpulkan bahwa tambahan anggaran tersebut hanya akan mengurangi biaya produksi petani tanpa memberikan solusi nyata terhadap permasalahan sistemik yang ada dalam program pupuk bersubsidi.
MICHELLE GABRIELA | YOHANES MAHARSO JOHARSOYO
Pilihan editor: Jokowi Tambah Subsidi Pupuk Rp 14 Triliun Menjelang Pemilu 2024, Bermuatan Politis?