“Terkait dengan transaksi di gerbang tol rata-rata kecepatan transaksi kurang dari empat detik,” kata Hery. “Rata-rata maksimal antrean kendaraan kurang dari tiga kendaraan per gardu, saat ini Tol Cipali tidak menyiapkan struk manual, namun bisa di download lewat aplikasi.”
Untuk mobilitas, Hery menjelaskan, waktu observasi mobilitas di bawah 30 menit. Sementara untuk Unit Pertolong/ Penyelamatan dan Bantuan Pelayanan, Pengelola Tol Cipali memiliki Mobil Patroli sebanyak 12 Unit, Rescue 2 Unit, Derek 15 Unit, Ambulan 5 Unit, dan PJR 6 Unit.
“Terkait anstisipasi kecelakaan lalu lintas, pihak penyelenggara jalan juga telah memiliki kerja sama dengan sejumlah rumah sakit daerah yang dilewati jalan tol,” tutur Hery.
Selain itu, Hery juga menjelaskan soal inovasi yang dilakukan pengelola jalan tol tersebut. Di mana saat ini pihak Astra Tol Cipali berupaya melakukan perbaikan. Di antaranya memasang marka speed reducer yang berfungsi sebagai marka peringatan bagi pengguna jalan agar tetap fokus dan waspada saat berkendara.
“Inovasi tersebut dipasang sepanjang delapan kilometer pada ruas Tol Cipali pada 2020,” ucap Hery. “Sekaligus marka peringatan yang diaplikasikan pertama dan satu-satunya di jalan tol Indonesia.”
Selain itu, juga kerap dilakukan penempelan sticker reflector agar dapat terlihat pada malam hari bagi kendaraan yang tidak memiliki stiker di bagian belakang kendaraan. Hal tersebut, menurut Hery, dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas di area tol Cipali
Saat ini juga telah diaplikasikan 630 rambu yang dipasang sejak 2020. Astra Tol Cipali pun menjelaskan perusahaan rajin mengampanyekan Toll Road Safety Culture bersamaan dengan penindakan operasi speed gun oleh kepolisian bagi kendaraan yang melanggar batas kecepatan maksimum 100 kilometer per jam.
Selanjutnya: Astra Tol Cipali memiliki Busali (Buku saku Cipali)....