Duardi menyebut, peluncuran ini merupakan langkah kecil dari perusahaan untuk menjaga keberlanjutan planet bumi dan melestarikan lingkungan menjadi lebih baik.
Sementara itu, CEO & Co-founder Rekosistem Ernest C. Layman mengatakan Reko Waste Station tidak hanya menjadi titik pusat pengelolaan sampah, tapi juga sebuah simbol lintas sektor dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
“Melibatkan sektor bisnis, sektor keuangan, dan penerbangan, inisiatif ini memberikan contoh nyata bagaimana keberlanjutan dapat diwujudkan melalui upaya bersama,” ujarnya.
Kolaborasi ini, kata Ernest, merupakan upaya meningkatkan persentase pemulihan sampah menjadi material, terutama pengumpulan dan daur ulang sampah anorganik yang menjadi sasaran utama dari blu by BCA Digital.
“Pengolahan minyak jelantah juga menjadi salah satu fokus untuk mendukung penggunaan sustainable Aviation fuel (SAF) bersama Garuda Indonesia, agar tercapainya pengurangan karbon emisi demi visi Net Zero Emission di Indonesia,” kata dia.
Sebagai informasi, isu pengelolaan sampah di Indonesia telah menjadi tantangan tersendiri. Menurut data terbaru dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 34,29 persen atau setara dengan 7,2 juta ton sampah nasional masih belum terkelola secara efektif.
Pilihan Editor: Impor LPG 5,5 Juta Ton per Tahun, Menteri ESDM: Padahal Punya Gas Berlebih Diekspor