TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 25 poin ke level Rp 15.485 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan Jumat sore, 1 Desember 2023. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 35 poin ke level Rp 15.510 per dolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup melemah di kisaran Rp 15.450 hingga Rp 15.520 per dolar AS,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Dalam laporannya, Ibrahim menyoroti hasil analisis perusahaan S&P Global yang mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023. “Angka ini meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023,” tuturnya.
Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan mengatakan posisi tersebut menunjukkan kenaikan lebih cepat pada kondisi sektor manufaktur. Adapun kenaikan PMI ini direspons positif oleh pasar.
Data PMI November menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi, meski data terkini masih di bawah rata-rata kuartal III 2023, yaitu 53,2. “Sedangkan tingkat kepercayaan bisnis naik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, masih di bawah rata-rata jangka panjang,” kata Ibrahim.
Sementara faktor dari luar menunjukkan bahwa Bank Sentral AS Federal Reserve alias The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunganya. “Kemungkinan mereka mulai melakukan pelonggaran pada pertengahan tahun depan, yang biasanya merupakan faktor negatif terhadap dolar,” kata Ibrahim.
Ketidakpastian mengenai potensi perubahan kebijakan The Fed juga telah membantu dolar pulih secara tajam dari level terendah sejak pertengahan Agustus. Data semalam, kata Ibrahim, juga menunjukkan bahwa indeks harga PCE yaitu alat pengukur inflasi pilihan The Fed tetap berada di atas target Bank Sentral sebesar 2 persen pada Oktober.
Pilihan editor: Sempat Melemah, Rupiah Masih Berpotensi Menguat Hari Ini