TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 115 poin ke level Rp 15.510 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan kemarin, Kamis, 30 November 2023. Meski begitu, pengamat pasar uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah hari ini masih bisa menguat.
“Peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan,” ujar Ariston ketika dihubungi oleh Tempo, Jumat, 1 Desember 2023.
Menurutnya, Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan probabilitas pemangkasan yang lebih besar dibandingkan menahan suku bunga pada Mei 2024 mendatang.
Sementara Data Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index bulan Oktober juga menunjukkan kenaikan harga yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 3,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Ariston menilai angka ini mengindikasikan penurunan inflasi.
“Inflasi yang terus turun ini menjaga asa pelaku pasar soal pemangkasan suku bunga Amerika Serikat di pertengahan tahun depan,” tuturnya.
Tapi di sisi lain, kata Ariston, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang solid, di mana PDB kuartal III 2023 tercatat tumbuh 5,2 persen. “Ini sedikit banyak mengurangi ekspektasi tersebut,” kata pengamat itu.
Dia juga menambahkan, hal tersebut dibantu pula oleh data zona euro yang menunjukkan disinflasi, kemungkinan ini mendorong bangkitnya dolar AS kemarin.
Hari ini, Ariston memperkirakan rupiah memiliki potensi penguatan ke level kisaran Rp 15.450 hingga 15.430 per dolar AS, dengan potensi resisten Rp 15.530 per dolar AS.
Senada, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk alias BCA, David Sumual, memprediksi bahwa pergerakan rupiah hari ini masih stabil dengan kondisi pasar relatif risk-on.
“Pasar masih relative risk-on karena ekspektasi The Fed yang sudah selesai menaikkan suku bunganya dan mulai memangkasnya pada semester satu 2024,” tutur David. Dia memproyeksi rupiah cenderung stabil di kisaran level 15.300 hingga 15.450 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Pilihan Editor: Kisaran Gaji PNS dengan Skema Single Salary, Mencapai Rp 11 Juta