TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara soal harga tiket pesawat masih mahal menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru.
"Ini salah satu yang dikeluhkan," kata Sandiaga dalam acara The Weekly Brief With Sandi Uno secara virtual pada Senin, 27 November 2023.
Dia menjelaskan, Kemenparekraf terus bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan atau Kemenhub, serta kementerian/lembaga terkait lainnya untuk merespons hal tersebut. Kerja sama ini di antaranya untuk menambah jumlah penerbangan.
"Kita juga menambah dengan fasilitas promo-prpmo, bekerjasama dengan asosiasi dan dunia usaha," ucap Sandiaga.
Sebagai contoh, dilansir dari aplikasi Traveloka, harga tiket pesawat Jakarta-Bali termurah pada 22 Desember 2023-yang diperkirakan sebagai puncak arus mudik Natal-mencapai Rp 1.459.995. Padahal pada 11 Desember 2023, harga tiket pesawat Jakarta-Bali termurah adalah Rp 709.400.
Sementara harga tiket pesawat Jakarta-Surabaya termurah pada 22 Desember adalah Rp 1.163.800. Sedangkan pada 11 Desember, harga tiket pesawat termurah pada rute tersebut adalah Rp 1.044.000.
Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati sebelumnya mengatakan kenaikan harga tiket pesawat bukan masalah, sepanjang masih dalam batas koridor tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB). Dia menyebut, TBA dan TBB bisa mengalami fluktuasi.
“Fluktuasi dalam koridor tersebut dipengaruhi komponen avtur sekitar 30 persen, biaya perawatan 20 persen, dan biaya lain-lainnya,” ujar Adita kepada Tempo, Senin, 6 Maret 2023.
Harga tiket pesawat mahal lantaran biaya bahan bakar tersebut menggunakan kurs dolar Amerika. Selain itu, kata dia, mekanisme pasar terjadi karena ada koridor TBA dan TBB. Alhasil semakin tinggi permintaan, harga dalam koridor cenderung mendekati TBA dan sebaliknya.
AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Kemenhub: Pembatasan Angkutan Barang untuk Kurangi Kepadatan